"World Bank itu estimasinya kita turun 25 sampai 35 poin. Sebesar 25 sampai 35 poin itu ekuivalen dengan satu tahun pembelajaran. Jadi, ibaratnya hilang satu tahun ajaran," kata Nino kepada Medcom.id, Selasa, 15 Februari 2022.
Dia menyatakan hal ini tak hanya terjadi di Indonesia. Dampak ini juga dirasakan oleh seluruh dunia karena pandemi.
Nino mengungkapkan pihaknya meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai respons dari krisis yang ada. Tapi, langkah mitigasi itu tak bisa memberikan dampak instan.
"Enggak ada magic bullet dalam pendidikan, enggak ada obat yang kita minum hari ini besok sudah sembuh sistem pendidikan kita. Akan butuh waktu," tutur dia.
Namun, Nino mengeklaim Kurikulum Darurat atau Kurikulum Prototipe yang sudah berjalan sejak tahun lalu perlahan mampu memitigasi krisis pembelajaran. Kurikulum yang merupakan embrio Kurikulum Merdeka itu dapat memitigasi 70 hingga 80 persen dampak negatif dari learning loss akibat pandemi.
"Kita punya data, apa yang kita lakukan ini ada dampak positifnya untuk mengurangi dampak dari pandemik itu. Tetap ada learning loss, tapi learning loss-nya itu berkurang 70 sampai 80 persen, itu hal yang signifikan," tutur dia.
Baca: Kemendikbudristek Minta Sekolah Implementasikan Kurikulum Merdeka Bertahap
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News