"Karena faktor utamanya haruslah persiapan insfrastruktur dan protokol kesehatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di sekolah," kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti melalui keterangan tertulis, Sabtu, 20 Maret 2021.
Ia menekankan, tanpa persiapan infrastruktur dan protokol kesehatan, maka potensi sekolah menjadi klaster baru covid-19 sangat besar. Jika Guru sudah divaksin, namun peserta didik belum divaksin maka kekebalan kelompok tidak akan terbentuk.
"Kekebalan kelompok terbentuk jika jumlah yang divaksin mencapai 70-80 persen dari populasi. Sementara jumlah siswa bisa mencapai 1.000 dengan guru hanya 70 orang, tidak sampai 10 persen dari populasi di sekolah," terang Retno.
Baca: Nadiem Minta Dana BOS Diprioritaskan Menunjang Pembelajaran Tatap Muka
Retno menyebut, dalam aplikasi pengisian persiapan buka sekolah di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sampai 2021, baru sekitar 50 persen sekolah yang mengisi dari seluruh Indonesia. "Dari jumlah tersebut yang masuk kategori siap hanya sekitar 10 persen," ujar Retno.
Retno menambahkan pengawasan KPAI juga tak jauh berbeda seperti yang didapat pada Juni-November 2020 terkait persiapan membuka sekolah di 49 sekolah pada 21 kabupaten/kota di 8 provinsi. Dari 49 sekolah tersebut, hanya 16,3 persen yang siap dan 83,7 persen belum siap.
Meskipun belum siap melengkapi infrastruktur protokol kesehatan, kata dia, sejumlah sekolah di daerah sudah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Misalnya, di Nangroe Aceh Darussalam, sudah 20 persen sekolah dibuka, begitu pun di Jawa Barat, ada sekitar 2.500 sekolah sudah PTM secara terbatas.
"Bahkan di Jawa Timur hampir 5.000 sekolah sudah PTM, meskipun baru tahap simulasi," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id