Atdikbud KBRI Canberra Mukhamad Najib dan Vice-Chancellor La Trobe University, John Dewar. DOK Kemendikbudristek
Atdikbud KBRI Canberra Mukhamad Najib dan Vice-Chancellor La Trobe University, John Dewar. DOK Kemendikbudristek

Atdikbud Canberra Ajak La Trobe University Australia Partisipasi di IIVOSMA

Renatha Swasty • 10 Maret 2022 18:34
Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra terus meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Australia guna mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satunya pertukaran dosen, mahasiswa, penelitian bersama, dan publikasi.
 
KBRI Canberra menggaet La Trobe University. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, mengikuti Round Table Discussion di La Trobe University.
 
Najib memaparkan soal “Collaboration Opportunities Between Universities in Indonesia and Australia”. Najib mendukung mahasiswa Indonesia memanfaatkan penuh program-program yang dicanangkan dalam MBKM, salah satunya Indonesia International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA).

“Tahun lalu, pemerintah memberikan beasiswa kepada hampir 1.000 mahasiswa jenjang Sarjana yang ingin mengambil kuliah satu semester di luar negeri dengan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Saat ini, pemerintah juga memberikan beasiswa yang sama bagi mahasiswa vokasi dengan program Indonesia International Vocational Student Mobility Awards (IIVOSMA),” tutur Najib dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Maret 2022.
 
Najib menjelaskan IISMA dan IIVOSMA berbeda. IISMA fokus bermitra dengan universitas top dunia. Sedangka IIVOSMA lebih pada universitas yang telah memiliki partner industri.
 
Dia menuturkan IIVOSMA ditujukan untuk mahasiswa vokasi yang bobot praktiknya lebih banyak. Sehingga diharapkan universitas yang akan menjadi partner adalah universitas yang memiliki hubungan erat dengan industri.
 
“Sehingga mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga memperoleh kesempatan belajar di industri,” papar Najib.
 
Dia menilai IIVOSMA memerlukan mitra universitas yang memiliki kedekatan dengan industri. Lantaran itu, pihaknya mengundang La Trobe University sebagai salah satu universitas yang memiliki hubungan erat dengan industri untuk mendaftar sebagai partner IIVOSMA.
 
Vice-Chancellor La Trobe University, John Dewar, mengungkapkan ketertarikannya bekerja sama dengan universitas di Indonesia. “Kami tertarik untuk berpartisipasi dalam IISMA dan IIVOSMA, karena kami juga memiliki hubungan yang kuat dengan industri,” ucap John.
 
John menjelaskan La Trobe University memiliki fondasi yang sangat kuat dalam ilmu kesehatan. Pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa kampus di Indonesia.
 
“Namun, potensi Indonesia sangat besar. Maka, skala kolaborasi kami dengan universitas di Indonesia perlu ditingkatkan, baik dalam hal riset, pertukaran dosen maupun pertukaran mahasiswa,” jelas John.
 
Najib menuturkan saat ini pemerintah tengah mendorong universitas di Indonesia melakukan internasionalisasi, mengimplementasikan kebijakan MBKM, serta gencar melakukan hilirisasi riset. Caranya, mempertemukan penelitian di universitas dan kebutuhan dunia industri melalui platform Kedaireka.
 
“Dalam konteks internasionalisasi, pemerintah telah memberikan tugas kepada beberapa universitas berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) untuk meningkatkan peringkatnya di tingkat dunia. Beberapa strategi yang bisa dilakukan, antara lain dengan meningkatkan reputasi akademik, meningkatkan rasio dosen dan mahasiswa internasional, meningkatkan publikasi dan sitasi di jurnal bereputasi,” tutur Najib.
 
Internasionalisasi, kata Najib, dapat dilakukan kampus-kampus di Tanah Air dengan memperbanyak kerja sama baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian dengan kampus-kampus di luar negeri. Salah satunya dengan universitas di Australia.
 
“Kerja sama antara universitas di Indonesia dan Australia tentu akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” jelas Najib.
 
Najib juga menyampaikan salah satu implementasi dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ialah mendorong mahasiswa Indonesia memiliki pengalaman internasional dengan memfasilitasi kuliah satu semester di luar negeri.
 
Acara Round Table Discussion ini juga dihadiri Deputy Vice-Chancellor Urusan Global dan Regional La Trobe University, Richard Speed; Pro Vice-Chancellor Bidang Kerja Sama Pendidikan, Amalia Di Lorio; Pro Vice-Chancellor Bidang Operasi Internasional, Stacey Farraway.
 
Sementara itu, dari KBRI Canberra hadir Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, Ghofar Ismail, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne diwakili I Made Oka dan Geofani Palembangan.
 
Baca: KBRI Tokyo Kenalkan IIVOSMA pada Kampus di Jepang
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan