“Kalau sekolah yang gizi muridnya sudah sangat baik, mereka diberikan MBG, jangan-jangan bukannya meningkat, gizinya malah menurun. Sebab mereka sudah makan bergizi sebelum program MBG ada, dengan harga jauh di atas porsi MGB," kata Iman dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Oktober 2025.
Kepala Bidang Litbang P2G, Feriyansyah, menyebut MBG seharusnya selektif kepada yang membutuhkan saja berbasis data tentunya. Misalnya, untuk sekolah daerah 3T atau daerah rawan kekurangan gizi. Merekalah yang paling membutuhkan program semacam MBG.
Baca juga: Guru Diminta Mencicipi MBG, P2G: Pekerjaan Guru Mengajar, Bukan Mempertaruhkan Keselamatan |
"MBG harus tepat sasaran, selektif ke sekolah yang latar belakang orang tuanya ekonomi lemah," ujar dia.
Feriyansyah juga menyoroti MBG yang menghancurkan omzet kantin sekolah. Sebab, terjadi penurunan omzet ketika MBG dijalankan di sekolah.
“Sejak awal program MBG, P2G sudah memberikan masukan agar MBG ini seharusnya memperkuat ekosistem pangan lokal dan menggerakan roda ekonomi sekitar. Namun sepertinya itu tidak dilaksanakan dengan baik. Walhasil, kantin sekolah jadi mati suri,” ujar Fery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id