Ilustrasi perayaan Imlek. DOK Medcom
Ilustrasi perayaan Imlek. DOK Medcom

Sejarah Perayaan Imlek: Ucapan Syukur Matahari Kembali Bersinar hingga Bagi Angpao

Renatha Swasty • 18 Januari 2023 09:44
Jakarta: Warga Tionghoa bakal merayakan Imlek pada Senin, 23 Januari 2023. Pemerintah telah menetapkan hari itu sebagai hari libur nasional.
 
Apakah Sobat Medcom sudah mengetahui soal sejarah perayaan Imlek? Yuk, intip sejarah Imlek dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis Imlek memiliki arti tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun. Dalam bahasa Tiongkok, Im memiliki arti “bulan”, sedangkan Lek artinya “penanggalan”.

Berdasarkan sejarah, perhitungan Imlek selalu bertepatan dengan awal musim semi di Tiongkok. Tanaman kembali tumbuh setelah membeku selama musim dingin bersalju.
 
Hal ini berkaitan pula dengan gerak semu dari titik balik 23,5º Lintang Selatan yang jatuh pada 21 Desember, di mana belahan Bumi bagian selatan condong ke arah Matahari dan belahan Bumi bagian utara menjauhi Matahari.
 
Umat Khonghucu melakukan serangkaian upacara sembayang sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas kembali bersinarnya matahari sebagai sumber kehidupan. Saat Imlek, sanak saudara dan anggota keluarga saling memberikan ucapan selamat tahun baru dengan mengucapkan kalimat gonghe xinxi, wanshi ruyi yang diteruskan dengan kalimat gong xi fa cai.
 
Kalimat tersebut memiliki makna “Selamat tahun baru, berlaksa karya sesuai harapan” dan “Selamat tahun baru semoga sukses dan makmur”.
 
Saat Imlek, ada pula tradisi pembagian hongbao/angpao sambil memberikan salam ketika bertemu atau berkunjung dari yang tua kepada yang lebih muda. Pemberian amplop merah berisi uang tersebut merupakan simbol berbagi rezeki sesuai kemampuan masing-masing pemberi. Warna merah pada ragam dekorasi serta pakaian saat Imlek melambangkan kebahagiaan yang terpancar.
 
Sebagai negara dengan kepercayaan dan budaya majemuk, penting bagi seluruh rakyat Indonesia saling menghargai budaya dari suku, etnis, ras, dan agama lain. Sikap saling menghargai tersebut tercermin dari hadirnya Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid, pada perayaan Imlek Nasional ke-2 di Istora Senayan pada 2001.
 
Presiden kelima RI, Megawati Soekarno Putri, juga hadir pada perayaan nasional Hari Raya Imlek 2553 pada 2002 sekaligus menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. Perayaan Imlek Nasional 2564 pada 2013 juga dihadiri Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
 
Selanjutnya, Imlek secara nasional diselenggarakan setiap tahun oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dan selalu dihadiri oleh Presiden dan pejabat negara lainnya. Hal tersebut jelas menggambarkan sikap saling menghargai antar suku, etnis, dan umat beragama di Indonesia. Nah, itulah sejarah, tradisi, dan perayaan Imlek di Indonesia. Tetap bersatu dan saling menghargai yaa.
 
Baca juga: Mengenal 10 Makanan Khas Imlek di Indonesia dan Maknanya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan