Ilustrasi kebaya. Istimewa
Ilustrasi kebaya. Istimewa

Direbutkan Banyak Negara, Begini Sejarah Kebaya!

Renatha Swasty • 08 Desember 2022 12:52
Jakarta: Kebaya kembali menjadi rebutan banyak negara. Baru-baru ini, sejumlah negara di Asia Tenggara kompak mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda tanpa mengajak Indonesia.
 
Kenapa sampai kebaya direbutkan banyak negara? Simak dulu sejarah kebaya dikutip dari laman Kelas Pintar:
 
Terdapat beberapa perbedaan yang menyatakan sejarah atau asal usul dari kebaya. Menurut kamus sejarah yang ditulis oleh Hobson dan Jobson, kata kebaya merupakan serapan dari istilah cabaya. Cabaya diambil dari bahasa Arab, Kaba, yang berarti pakaian.

Namun, diyakini pihak yang membawa pakaian kebaya ke masyarakat di Asia Tenggara adalah pedagang Portugis. Pedagang Portugis akhirnya berlabuh di Malaka dan membawa berbagai macam barang mewah untuk diperdagangkan. Pakaian yang menjadi awal adanya kebaya juga tak luput dari barang dagangan yang dibawa oleh mereka.
 
Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996) menyebut kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara. Kata kebaya sendiri memiliki arti sebagai jenis pakaian (atasan/blus) pertama yang dipakai perempuan Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi.
 
Sumber lainnya, Batik Pasisir as Mestizo Costume dalam Fabric of Enchantment, Batik from the North Coast of Java, 1996 mengatakan kebaya diambil dari kata cambay, yakni sebuah daerah di India. Cambay diyakini sebagai tempat diimpornya pakaian bermotif bunga yang kini kita kenal sebagai kebaya.
 
Meski terdapat beberapa sumber yang berbeda, semuanya menyebut pakaian kebaya diperdagangkan ke perempuan di Asia Tenggara, khususnya di kepulauan Nusantara yang juga meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
 
Kebaya yang dibawa ke masyarakat Asia Tenggara dan Nusantara akhirnya menjadi populer dan dikenakan oleh perempuan khususnya bangsawan Melayu dan Jawa. Kebaya akhirnya menjadi populer di daerah-daerah Nusantara dan kemudian lambat laun muncul variasi yang menyesuaikan dengan corak dan ciri khas masing-masing suku dan masyarakat.
 
Bahkan, sumber lainnya percaya orang Arab membawa baju kebaya yang dikenal sebagai abaya ke Tanah Air sejak ratusan tahun lalu. Kemudian, mulai dikenali hingga ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.
 
Terlepas dari asal usul kebaya, masyarakat Asia tenggara sudah lazim mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Bahkan, pada zaman dahulu, kebaya hanya dikenakan golongan keluarga pemerintah di Pulau Jawa pada 1600 Masehi. Saat zaman penjajahan Belanda, perempuan Eropa juga mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.
 
Tak hanya menjadi pakaian khas Indonesia, pakaian tradisional kebaya juga dikenal di Malaysia dan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara yang memadupadankan dengan kain sarung, batik, atau kain tradisional lainnya di masing-masing negara di Asia Tenggara.
 
Kebaya menjadi begitu termasyhur setelah berlakunya asimilasi budaya yang berlangsung selama ratusan tahun, pakaian itu diterima oleh penduduk setempat. Berdasarkan cerita asal usulnya, kebaya juga mirip dengan pakaian “nyonya kebaya” yang diciptakan pertama kali oleh peranakan dari Malaka. Mereka mengenakannya dengan sarung dan kasut cantik bermanik-manik yang disebut “kasut manek”.
 
Itulah sejarah kebaya. Apakah Sobat Medcom juga punya kebaya di rumah?
 
Baca juga: Tanpa Indonesia, 4 Negara ASEAN Nominasikan Kebaya Jadi Warisan UNESCO

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan