"KPAI mendorong pengarusutamaan nilai-nilai kebhinekaan di sekolah-sekolah negeri. Sekolah harus menjadi tempat strategis membangun kesadaran kebhinekaan dan toleransi," kata Komisioner bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti melalui keterangan tertulis, Selasa, 26 Januari 2021.
Retno mengatakan, upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk menyemai benih toleransi di sekolah yaitu dengan peningkatan kapasitas kepala sekolah atau guru-guru. Termasuk, pejabat di dinas pendidikan atau pemangku kepentingan terkait.
Baca: Daftar Kasus Intoleransi yang Terjadi di Sekolah Negeri
Retno bilang, harus ada pula partisipasi orang tua murid untuk memastikan agar anak-anak mereka tidak mengalami diskriminasi atau mengambil jalan pemahaman intoleran. Para orang tua bisa melaporkan kasus-kasus diskriminasi kepada lembaga pengawas ekstrenal seperti Ombudsman atau organisasi masyarakat sipil yang bergerak di isu pendidikan.
"Bisa pula memaksimalkan peran forum guru. Forum guru bisa menjadi tempat di mana mereka bisa bersama-sama mencari solusi membangun nilai-nilai toleransi," ujar Retno.
KPAI berharap kasus dugaan praktik intoleransi di SMKN 2 Kota Padang menjadi pintu masuk bagi pembenahan dan evaluasi berbagai aturan di sekolah dan daerah. Terutama, aturan yang diskriminatif dan berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) atau hak-hak anak sebagai diatur dalam Undang-Undang (UU) Perlindungan Anak.
"Apalagi banyak survei dan penelitian yang memberikan fakta lapangan bahwa terjadi praktik-praktik intoleransi di sekolah di berbagai daerah di Indonesia," ungkapnya.
Belakangan, kasus dugaan intoleransi di SMKN 2 Padang menyeruak dan menjadi polemik di tengah masyarakat. Kebijakan sekolah yang mewajibkan siswa mengenakan jilbab, termasuk nonmuslim, viral di media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
