Agenda ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Greater Glasgow dan dihadiri sejumlah pembicara yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi di wilayah Skotlandia dan Inggris.
Pembicara terkemuka dari berbagai kalangan telah memberikan contoh kebijakan dan praktik yang sukses, yang didasarkan pada penelitian dan bukti yang dapat diandalkan.
Direktur Sekretariat AIS Forum, ?Riny Modaso mengatakan, area-area program AIS adalah untuk memberikan solusi baru di bidang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, sampah laut, dan tata kelola maritim yang baik.
“Inovasi merupakan penggerak dari setiap perubahan yang berarti, dan para wirausaha memainkan peran penting dalam proses ini sebagai penerjemah ide-ide kreatif menuju penerapannya di dunia nyata. Oleh karenanya, diperlukan perhatian khusus pada penelitian dan pengembangan serta dukungan kepada para wirausaha,” ujar Riny dalam keterangan tertulis PPI Greater Glasgow yang diterima di Jakarta, Sabtu, 11 November 2023.
Dalam kesempatan itu, Profesor Inovasi dan Kewirausahaan di University of Edinburgh, Dr. Alessandro Rosiello menyampaikan tema tentang relevansi inovasi dan kewirausahaan dalam mencapai keberlanjutan. Terdapat enam sesi pleno diskusi dalam berbagai tema dan fokus terkait keberlanjutan dan kelestarian laut dalam acara dua hari tersebut.
Sesi pleno pertama bertema “Archipelagic Imaginaries and Earth Future” ini mendatangkan Dr. Adam Bobette dari University of Glasgow dan dimoderatori oleh Anggita Leviastuti (mahasiswi PhD di University of Glasgow). Bobbette menekankan pembelajaran khusus dan bukti dari keterkaitan aktivitas gunung berapi dengan laut di Jawa, Indonesia, serta pentingnya kearifan dan pengetahuan lokal.
Head of Technology and Digital Transformation, Tony Blair Institute for Global Change, Astrid Dita sebagai pemapar pada sesi diskusi pleno kedua mengangkat tema “Technology in Blue”. Ia memaparkan solusi-solusi inovatif terkait bagaimana mengatasi tantangan khas yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan melalui implementasi teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi geografis maupun ekonomi dari negara-negara tersebut.
"Hal ini menjadi penting untuk dibahas, sebab pemanfaatan teknologi yang tepat akan membantu meningkatkan kondisi sosio-ekonomi negara-negara AIS dalam menghadapi tantangan yang ada," kata Dita.
Lebih lanjut, Dita juga mengangkat isu penting terkait atensi global yang selama ini tidak begitu besar diberikan pada isu-isu sektoral di negara-negara pulau dan kepulauan.
Dalam sesi pleno ketiga, Senior Manajer Kebijakan di Kantor Gas dan Pasar Energi, Britania Raya, Viljami Yli-Hemminki memaparkan potensi dan pentingnya koordinasi terkait pemanfaatan laut sebagai sumber energi. "Baik energi dari gelombang laut maupun dari turbin angin lepas pantai di wilayah Skotlandia," imbuhnya.
Kemudian pada konferensi hari kedua dibuka oleh Hussein Zameel dari Universitas Lincoln yang memaparkan tata kelola laut dan negosiasi hukum internasional mengenai alokasi sumber daya tuna. Sesi berikutnya menghadirkan Prof. Stuart Jeffrey (Profesor Warisan Digital di Sekolah Inovasi dan Teknologi, Glasgow School of Art; Rekan Penyidik dari One Ocean Hub), Dr. Elem Miranda (Adam Smith Business School, University of Glasgow), Sih-Ying Hsiesh (Kurator di Taichung Museum of Fine Arts), dan Dr. Lisa McDonald (Peneliti, University of Lincoln). Dimoderatori oleh Nia Kurniati Bachtiar, mahasiswi PhD di University of Glasgow.
Para praktisi dan akademisi bidang kelautan dan lingkungan ini menyampaikan berbagai pendekatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakatan terkait pentingnya keberlanjutan, termasuk melalui karya seni dan keterlibatan langsung ke masyarakatan.
Sementara itu sesi pleno diskusi terakhir dipimpin Dr. Daniela Diz (Profesor Madya dari Institut Riset Global di Heriot-Watt University) yang membahas keterhubungan berbagai kerangka hukum internasional seperti Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework, Biodiversity Beyond National Jurisdiction, dan UN Convention on Law of the Sea.
Ia menyampaikan, ketiga kerangka yang berkontribusi pada kelesatrian laut ini sesungguhnya saling melengkapi, meski jarang dikaitkan secara eksplisit. Sebagai penutup dari rangkaian acara tersebut, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Arif Hidayat menyampaikan harapannya agar seluruh diskusi yang telah dilakukan dapat menciptakan peluang untuk kemitraan di berbagai sektor inovasi biru.
Sekaligus dapat mendorong kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan inovasi dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan.
Baca juga: Kemendikbudristek dan Kedaireka Gelar Merdeka Innovation Summit 2023, Catat Jadwalnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id