Ilustrasi pers. Medcom.id
Ilustrasi pers. Medcom.id

Sejarah Pers di Indonesia

Medcom • 09 Februari 2022 16:36

Sederet tokoh nasional turut menerbitkan surat kabar. Mereka, ialah Tjokroaminoto, Ki Hadjar Dewantara, dan Soekarno.
 
Tak hanya mencetuskan surat kabar, Ki Hadjar Dewantara bersama Tjipto Mangunkusumo juga mendirikan wadah persatuan pers nasional pada 1924. Asosiasi bernama Indische Journalisten Bond ini menjadi perkumpulan wartawan pertama di Indonesia.
 
Sembilan tahun kemudian, atau lebih tepatnya pada 1933, Mohammad Yamin dan WR Supratman mendirikan Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI) di Solo. Organisasi ini didedikasikan sebagai wadah pikiran masyarakat untuk mendorong perjuangan dan persatuan bangsa, tanpa takut dikekang penjajah.

Lahirnya Hari Pers Nasional

Kondisi pers di Indonesia kian melesat usai negeri ini merdeka pada 17 Agustus 1945. Pulau-pulau besar di Tanah Air mulai memiliki surat kabar sendiri, di antaranya Jawa Shinbun, Borneo Shinbun, Sumatra Shinbun, dan Sulawesi Shinbun.

Maraknya penerbitan media massa, membuat pencari berita kian menjamur di lapangan. Alhasil, tercetuslah inisiatif untuk menyatukan wartawan.
 
Pimpinan surat kabar dan wartawan sepakat mengadakan pertemuan di balai pertemuan Sono Suko—sekarang menjadi Gedung Monumen Pers—pada 9-10 Februari 1946. Mereka membahas solusi atas kendala yang dihadapi dunia pers dan bertekad untuk menyatukan kekuatan sebagai penyedia informasi.
 
Mereka juga menginginkan suatu wadah yang bertujuan menghilangkan sisa-sisa penjajah dan menegaskan kedaulatan rakyat. Alhasil, terbentuklah organisasi wartawan Indonesia bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan