Ilustrasi/Medcom
Ilustrasi/Medcom

Fenomena Quiet Covering, Gen Z atau Baby Boomers yang Suka Sembunyikan Identitas Pribadi di Kantor?

Citra Larasati • 27 September 2025 17:47
Jakarta: Istilah quiet covering kini menjadi topik perbincangan yang hangat, khususnya di kalangan Generasi Z yang baru mengawali karier mereka. Dinamika tempat kerja di era kontemporer melahirkan berbagai terminologi baru yang mencerminkan strategi para pekerja dalam menghadapi tuntutan dan ekspektasi dari lingkungan profesional.
 
Fenomena ini diinterpretasikan secara khusus oleh karyawan Gen Z sebagai sebuah cara untuk dapat berintegrasi dalam lingkungan kerja tanpa harus mengorbankan peluang untuk berkembang. Gen z berkeinginan untuk diakui berdasarkan kemampuan dan kontribusi nyata yang mereka berikan.

Apa Itu quiet covering?

Lantas, apa sebenarnya definisi dari quiet covering sehingga menjadi suatu kebiasaan di kalangan Gen Z? Quiet covering adalah istilah yang pertama kali dikenalkan oleh Profesor Kenji Yoshino. Konsep ini merujuk pada praktik seseorang yang menyembunyikan identitas pribadi demi menghindari diskriminasi, stereotip, maupun penilaian negatif.
 
Mengutip antaranews,com, secara sederhana, quiet covering dapat didefinisikan sebagai kecenderungan seorang karyawan untuk menyembunyikan aspek-aspek kehidupan pribadinya. Tujuannya adalah untuk menjaga kesan profesional dan dianggap lebih kompeten ketika terdapat kesempatan untuk kenaikan jabatan.

Dalam praktiknya, Gen Z seringkali menunjukkan perilaku ini dengan menjaga ekspresi yang netral atau tanpa emosi saat berinteraksi, membuat orang lain sulit untuk memahami minat atau kondisi emosional mereka yang sebenarnya. Melalui cara ini, quiet covering berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri dari penilaian eksternal.
 
Baca juga:  10 Jurusan Kuliah Relevan di Era Politik Saat Ini, Bisa Raup Gaji Miliaran Rupiah di AS

Bahkan, hampir separuh dari Gen Z memilih untuk tidak membagikan masalah pribadi, baik yang berkaitan dengan pengalaman hidup maupun kesehatan mental, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah generasi yang tangguh dan mampu menjaga profesionalisme di tempat kerja.

Alasan di Balik Maraknya Quiet Covering

Data riset dari Hu-X dan Hi-Bob mengungkap skala fenomena ini. Hasil riset dari Hu-X dan Hi-Bob menunjukkan bahwa 97 persen karyawan pernah melakukan quiet covering setidaknya beberapa kali, dan 67 persen melakukannya cukup sering. Temuan ini juga mengindikasikan bahwa kemungkinan Gen Z untuk menyembunyikan identitas pribadi dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan generasi Baby Boomers.

Alasan utama Gen Z melakukan quiet covering:

  1. Menjaga profesionalisme (55 persen)
  2. Mencari penerimaan sosial (48 persen)
  3. Menghindari diskriminasi (46 persen)
  4. Membuka peluang kenaikan gaji, promosi, atau bonus (46 persen)
  5. Meningkatkan penilaian kinerja tahunan (43 persen)
Seperti halnya berbagai perilaku di tempat kerja, quiet covering juga membawa konsekuensi tertentu, yang bergantung pada kemampuan adaptasi dan kecerdasan emosional individu. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, beberapa dampak negatif yang berpotensi muncul antara lain:
  1. Penurunan produktivitas
  2. Berkurangnya motivasi kerja
  3. Terhambatnya perkembangan karier
  4. Terganggunya kehidupan pribadi di luar kantor
  5. Meningkatnya risiko stres
  6. Dampak buruk bagi kesehatan mental

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan