Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) menekankan perlunya transformasi sistem pendidikan global. Misalnya, Australia telah merespons tantangan era digital dengan menciptakan tipologi kampus yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
“Di Indonesia, meskipun angka partisipasi siswa terus meningkat, kesenjangan masih terlihat di tingkat prasekolah dan pendidikan tinggi. Infrastruktur sekolah yang tidak memadai menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar, terutama di tingkat sekolah menengah,” kata Arif, dalam IPB Strategic Talks ke-45 dengan tema ‘Pendidikan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Maju 2045’, dalam siaran persnya, Kamis, 19 September 2024.
Karena itu, Arif menegaskan pentingnya evaluasi total terhadap sistem pendidikan nasional. “Pendidikan holistik adalah kunci. Pendekatan ini harus mencakup semua aspek perkembangan individu, baik intelektual, emosional, sosial, spiritual, maupun fisik,” katanya.
“Penting untuk membangun mindset masa depan dan mindset berkelanjutan, sebuah prinsip yang dimiliki pembelajar unggul,” tuturnya. Ia menambahkan, akses pendidikan harus terbuka untuk semua orang, sesuai dengan prinsip SDGs, yakni ‘no one left behind’.
“Proses penataan di prasekolah, menengah hingga perguruan tinggi dijadikan sebagai sebuah rangkaian untuk membentuk cara berpikir dan karakter,” kata dia.
“Kita harus memikirkan pembangunan pendidikan sebagai persoalan bersama. Hanya dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan kita bisa menjadikan Indonesia sebagai trendsetter masa depan," kata Arif.
Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik (DKSRA) IPB University kembali menggelar IPB Strategic Talks ke-45 dengan tema ‘Pendidikan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Maju 2045’. Arif mengungkapkan pentingnya pendidikan yang holistik dalam mencapai cita-cita Indonesia sebagai negara empat besar dunia.
“Untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045, kita perlu fokus pada pendidikan yang holistik. Ini bukan hanya tentang gross domestic product (GDP) per kapita, tetapi juga tentang memanfaatkan potensi inovasi dan sumber daya manusia (SDM) unggul, ujar Arif.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai titik terendah rasio ketergantungan pada periode 2028-2031. “Ini adalah momen penting bagi kita untuk belajar dari negara-negara seperti China, Korea Selatan, dan Jepang yang berhasil memanfaatkan bonus demografi untuk keluar dari middle-income trap,” tambahnya.
Namun, Arif menegaskan tantangan besar yang dihadapi adalah disrupsi dari perkembangan teknologi yang pesat. Karena itu, menurutnya sektor pendidikan harus beradaptasi dengan kecepatan perkembangan teknologi.
Baca juga: IPB University 2025 Bakal Jadi Innopreneur University, Apa Maknanya? |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id