Game Kata Kita buatan mahasiswa UGM. DOK UGM
Game Kata Kita buatan mahasiswa UGM. DOK UGM

Mahasiswa UGM Bikin Game Kata Kita untuk Terapi Wicara Anak Cerebral Palsy

Renatha Swasty • 07 November 2025 11:53
Jakarta: Anak Cerebral Palsy di Wahana Keluarga Cerebral Palsy Jogja masih banyak yang mengalami keterlambatan berbicara. Hal ini mendoorng Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat inovasi untuk terapi wicara. 
 
Tim membuat game “Kata Kita” sebuah permainan edukatif AR (Augmented Reality) dan audio sensory yang didesain untuk melatih oromotor dan bahasa anak secara menyenangkan. Game Kata-Kita dibuat untuk memberikan media belajar interaktif dan mudah diakses bagi anak cerebral palsy dengan keterlambatan berbicara.
 
Anggota tim PKM-PM Kata Kita terdiri atas Muhammad Zufar Syaafi’ dan Muhammad Haidar Syaafi’ (Teknologi Informasi, 2023), Nabila Sabna Haqi (Bahasa dan Sastra Indonesia, 2023), dan Keisha Tiara Ramadhania serta Nenden Kalma Syafiyah Afiyatani (Psikologi, 2023).

“Tim kami berinisiatif untuk menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi dengan menggunakan pendekatan game-based learning yang memadukan teknologi audio sensory dan augmented reality,” papar Nabila dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 7 November 2025. 
 
Game ini terdapat beberapa level permainan, semakin naik levelnya, kosakata yang akan dilafalkan anak akan semakin banyak. Game “Kata Kita” ini juga memiliki petualangan digital AR 3D hewan yang melengkapi pembelajaran kosakata. 
 
Fitur pengenalan suara dalam game memberikan umpan balik langsung terhadap pengucapan anak. Sehingga, latihan berbicara bersama orang tua atau siapa pun yang mengawasinya menjadi menyenangkan. 
 
Mahasiswa UGM Bikin Game Kata Kita untuk Terapi Wicara Anak Cerebral Palsy
Tim PKM-PM Kata Kita. DOK UGM
 
Produk ini juga bisa diterapkan di berbagai komunitas disabilitas, sekolah inklusi, dan pusat terapi wicara karena bersifat digital dan inklusif.
 
Tidak hanya sebagai sarana permainan, platform ini juga menyediakan website pemantauan yang dapat diakses oleh orang tua atau pendamping. “Melalui website ini, orang tua bisa memonitor kemajuan anak secara real-time dan mendapatkan ringkasan perkembangan melalui teknologi Artificial Intelligence (AI),” ujar Nabila.
 
Nabila menyampaikan pengembangan game “Kata Kita” dilakukan bekerja sama dengan Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) di Yogyakarta, komunitas yang fokus pada dukungan bagi anak-anak dan keluarga CP. Kolaborasi ini memastikan program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan mendasar komunitas dan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
 
Sebelumnya, game ini telah melalui tahap uji coba bersama beberapa anak cerebral palsy di Wahana Keluarga Cerebral Palsy Jogja. Hasilnya bervariasi tergantung tingkat speech delay masing-masing partisipan. 
 
“Pada anak dengan tingkat ringan hingga sedang, terlihat adanya perubahan positif, anak mampu melafalkan lebih banyak kosakata dalam satu kalimat. Salah satu anak yang sebelumnya tidak dapat mengucapkan huruf “k” kini sudah mampu melafalkan huruf k dengan benar,” jelas Nabila.
 
Tim PKM-PM Kata-Kita berharap inovasi game Kata-Kita dapat menjadi media pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan bagi anak cerebral palsy dengan keterlambatan berbicara. Melalui teknologi audio sensory dan augmented reality, mereka berharap anak-anak dapat berlatih berbicara dengan cara yang menyenangkan dan efektif. 
 
“Kami juga berharap, game Kata-Kita dapat diterapkan secara luas di berbagai komunitas disabilitas dan sekolah inklusi sehingga dapat membantu pemerataan akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia,” ujar Nabila.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan