Sebanyak 199 peserta yang terdiri dari 68 peserta orkestra dan 131 peserta paduan suara siang itu, Kamis, 11 Agustus 2022 memang sedang berlatih di Pusat Latihan Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara 2022. Peserta dibagi ke dalam berbagai 'kelas' untuk menjalani pelatihan, penggemblengan dan karantina selama sekitar 14 hari yang sudah dimulai sejak 1 Agustus 2022.
Ke-199 putra putri terbaik dari 34 provinsi itu dipersiapkan untuk tampil di dua panggung utama pada Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia, 17 Agustus 2022. Mereka akan tampil di Istana Presiden saat peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dan Gedung DPR/MPR ketika pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo.
Proses penggemblengan berlangsung cukup berat dan disiplin. Para peserta Gita Bahana Nusantara berlatih sejak pagi, siang, bahkan hingga malam hari. "Pelatihannya bangun pagi sampai malam, sangat berat. Namun kami semangat karena ingin menampilkan yang terbaik untuk Indonesia dan tamu-tamu nanti," kata Hanna Marchyanti Andrianto, peserta perwakilan dari provinsi Jambi saat ditemui di Resort Kinasih, Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis, 11 Agustus 2022.
Untuk sampai di lokasi pemusatan latihan tersebut, Hanna telah melewati jalan perjuangan panjang. Mulai dari pendaftaran, hingga seleksi berlapis di sekolah, kabupaten, hingga akhirnya bisa mewakili Provinsi Jambi bersama tiga perwakilan lainnya.
"Saya biasanya main piano klasik, akhirnya didaftarkan sama guru untuk ikut menyanyi di Gita Bahana Nusantara. Waktu itu sedang mengikuti ujian semester, jadi saya sambil belajar untuk ujian, juga berlatih menyanyi," ujar pemilik suara sopran ini.
Proses seleksi untuk bergabung di Gita Bahana Nusantara diakui Hanna sangat berat. Sebab jago menyanyi dan bersuara merdu saja ternyata tak cukup untuk menjadi modal lolos seleksi.
"Persyaratan utama itu justru bisa membaca not balok, suara juga harus bagus dan mengerti teknik menyanyi," sebut Hanna.

Konperensi pers Gita Bahana Nusantara. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Tak hanya dari Jambi, di Wisma Kinasih, Medcom.id juga menemui perwakilan dari Maumere, Nusa Tenggara Timur, Hipolitus Moan Lelo. Pemilik suara bass ini memberanikan diri untuk ikut audisi Gita Bahana Nusantara tahun lalu setelah batal di dua tahun berturut-turut sebelumnya.
Sebenarnya Hipolitus sempat mendaftar audisi GBN ke Dinas Pendidikan di 2019, namun karena menemui kendala di hari H pendaftaran, ia pun batal bergabung di tahun itu. Di tahun berikutnya ia mencoba kembali mendaftar, namun sayangnya terbentur kondisi yang tidak memungkinkan karena pandemi covid-19 baru masuk di Indonesia.
"Akhirnya saya menunggu lagi hingga 2021, Puji Tuhan dinyatakan lulus," kata mahasiswa teknik elektro ini.
Bisa Membaca Not Balok
Diakui pelatih suara sopran GBN, Sukanty Sidharta, perjuangan para peserta Gita Bahana Nusantara ini memang tak mudah. Setiap peserta harus melalui sejumlah tahapan seleksi berlapis. Untuk di paduan suara misalnya, kata Sukanty, banyak yang gagal lolos meski memiliki suara bagus dan merdu."Banyak yang bisa menyanyi, suara bagus, tapi sayangnya salah satu syarat bergabung di Gita Bahana Nusantara itu adalah harus bisa membaca not balok. Itu sering menjadi batu sandungan. Tapi kami bangga dengan capaian para peserta hingga hari ini," terangnya.
Pelatih paduan suara alto, Emiliana Indriastuti menambahkan, proses pelatihan sudah berlangsung secara daring sejak 26 Juli-2 Agustus 2022, kemudian baru dilanjutkan tatap muka. "Untuk proses pelatihannya dari sesi pagi hingga malam, terbagi dalam empat kelas. Meski jadwal latihan padat, namun mereka berlatih dengan semangat," imbuh Emiliana.
Hal tersebut dibenarkan oleh pelatih suara tenor, Yulius Istarto. Dosen Universitas Kristen Satya Wacana itu mengatakan, bahwa semangat berlatih anak-anak GBN tak diragukan lagi, baik saat latihan daring maupun tatap muka.
"Latihan daring pun tidak kalah bagusnya, kita cermati capaian anak-anak, dari situ terlihat kemandirian anak-anak. Sehingga saat latihan tatap muka tidak lagi dari nol, pelatih tinggal memasukkan unsur teknik. Semangat dan antusiasme peserta sangat menolong kami, mereka pun bersaing secara sehat," papar Yulius.
Menyatukan Kebinekaan
Salah satu tantangan saat melatih paduan suara GBN, kata Yulius, adalah menyatukan keragaman dan perbedaan karakter dan warna suara khas peserta yang berasal dari berbagai daerah di 34 provinsi di Indonesia. "Setiap anak punya timbrenya masing-masing, di situlah kekayaan Indonesia. Dengan satu teknik bisa padu dan homogen. Ini merepresentasikan kebinekaan, berbeda-beda tapi tetap satu jua," terang dosen Senin Pertunjukan Fakultas Bahasa dan Seni UKSW Salatiga ini.Kekhasan suara peserta GBN yang terdiri dari berbagai suku dan etnis ini pun teruji saat harus menyanyikan medley Nusantara. Medley Nusantara adalah aransemen dari berbagai lagu daerah, yakni Indung-indung, Tutu Koda, Bindhe Biluhuta, Sang Bumi Ruwa Jurai, Lir Sa'alir, dan E Mambo Simbu.
"Ketika menyanyikan lagu Lir Sa'alir misalnya, awalnya ada yang tidak mengerti makna lagu tersebut, jadi saat menyanyi ada yang ketawa cekikikan. Ini sangat menarik, kita latihan serius tapi tetap diwarnai kelucuan dan keunikan, sehingga suasana latihan sangat cair," ungkap Yulius.
Ciri Khas Orkestra GBN
Pelatih orkestra GBN, Surtihadi menambahkan, sama halnya dengan tim paduan suara, dalam orkestra juga memiliki warnanya tersendiri. Pada dasarnya orkestra yang dibawakan Gita Bahana Nusantara merujuk pada standar-standar instrumen internasional.Namun, GBN tetap mempertahankan ciri khasnya dengan keberadaan instrumen etnis dari seluruh daerah di Indonesia. "Orkestra GBN sudah punya ciri khas sendiri, meski instrumennya pakai instrumen barat, tapi diaransemen untuk lagu-lagu nasional dan daerah juga," terangnya.
Tahun ini, Gita Bahana Nusantara akan menyanyikan total 17 lagu di Istana Merdeka dan Gedung DPR/MPR untuk pertama kalinya secara tatap muka setelah dua tahun menyajikan tampilan secara virtual karena pandemi covid-19. Salah satu yang menarik dan ditunggu-tunggu ialah Medley Nusantara yang akan disajikan dengan koreografi apik dan indah.
Medley Nusantara adalah aransemen dari berbagai lagu daerah, yakni Indung-indung, Tutu Koda, Bindhe Biluhuta, Sang Bumi Ruwa Jurai. Lir Sa'alir, dan E Mambo Simbu.

Konduktor GBN, Nathania Karina, saat sedang memimpin latihan orkestra. Foto: Ditjen Kebudayaan
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Gita Bahana Nusantara, Yayuk Sri Budi Rahayu mengatakan, untuk menyukseskan penampilan GBN di HUT ke-77 RI nanti, panitia mengerahkan segala daya upaya agar memberikan pelayanan terbaik bagi proses latihan GBN secara keseluruhan.
Mulai dari penyediaan makan dan minum, vitamin, susu, hingga obat-obatan jika ada yang sakit. Makanan pun sangat dijaga agar pita suara para peserta tetap prima, utamanya anggota paduan suara. Mengingat latihan yang ditempuh mulai pagi hingga malam sangat menguras tenaga.
Bahkan panitia, kata Yayuk, menyiagakan tenaga kesehatan yang berjaga 24 jam untuk mengawal Gita Bahana Nusantara. "Jika ada keluhan sakit sedikit pun harus menyampaikan kepada dokter, kami cukup disiplin agar anak-anak tetap sehat. Jam 11 semua harus sudah tidur, ada tim kami yang mengeceknya. Semua demi kepancaran latihan dan penampilan GBN" tutup Yayuk yang juga Koordinator Pokja Pengembangan Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek ini.
Baca juga: Nathania, Konduktor Perempuan Pertama Gita Bahana Nusantara Doktor Lulusan Boston University |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News