Qomarul Laililah (Lia), guru SD di Surabaya yang jadi hakim garis bulu tangkis di Olimpiade Tokyo. Foto: Tangkapan layar siaran IG @ditjen.gtk..
Qomarul Laililah (Lia), guru SD di Surabaya yang jadi hakim garis bulu tangkis di Olimpiade Tokyo. Foto: Tangkapan layar siaran IG @ditjen.gtk..

Dulu Diketawain Pegang Raket, Kini Lia Wasit Badminton di Olimpiade

Ilham Pratama Putra • 10 Agustus 2021 21:10
Jakarta: Guru yang punya karir cemerlang di kancah 'perwasitan' bulu tangkis tingkat dunia bukan cuma Wahyana. Ada satu nama lain, yakni Qomarul Laililah atau karib disapa Lia.
 
Lia merupakan guru Bahasa Inggris SDN Sawunggaling 1/382 Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur. Lia juga rupanya jadi salah satu hakim garis cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Tokyo yang baru saja usai.
 
Lia diketahui mengantongi sertifikat wasit Badminton World Federation (BWF). Ia jadi satu dari dua wasit asal Indonesia yang punya lisensi pengadil olahraga bulu tangkis kelas dunia tersebut. Satu lagi dipegang Wahyana, guru SMPN 4 Patuk Gunungkidul, Yogyakarta.

Lia memulai karir sebagai guru honorer di sekolah dekat rumahnya. Suatu ketika, Lia mendapat dorongan dari salah satu guru olahraga di sekolahnya untuk menjadi wasit bulu tangkis.
 
"Awalnya saya enggak mau, saya enggak tahu, pegang raket saja saya diketawain, enggak bisa saya badminton itu enggak pintar. Saya diajari, dikasih bukunya, waktu itu saya enggak baca," cerita Lia dalam siaran langsung Instagram @dirjen.gtk, dikutip Selasa, 10 Agustus 2021.
 
Baca: Jalan Panjang Wahyana Menjadi Wasit Bulu Tangkis Kelas Dunia
 
Namun, pada satu kesempatan, guru olahraga tersebut kembali mengajak Lia untuk menemaninya mengajar bulu tangkis. Lia pun diminta menjadi hakim garis, dengan iming-iming akan dapat tambahan 'uang jajan'.
 
"Kejadian itu berlanjut sampai jadi wasit di turnamen. Lalu oleh koordinator wasit di Surabaya mengajarkan ke kami ini, diikutkan penataran, lalu diikutkan ujian wasit tingkat provinsi, lalu lulus," ungkapnya.
 
Mulanya, Lia mengaku selalu kewalahan mengawasi jalannya pertandingan tepok bulu. Ia kerap mendapat protes dari pemain ketika menjadi hakim garis. "Pemain marah-marah sampai diteriaki 'ini wasit lulusan mana, harus sekolah wasit lagi ini'," tuturnya sembari tertawa.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan