Penghargaan tersebut diserahkan karena jasa keduanya dalam mempererat hubungan persahabatan dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia selama bertahun-tahun. Sebagai alumni penerima beasiswa Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology (MEXT), Tineke dan Hanny telah menjadi salah satu anggota penentu utama dalam proses seleksi penerima beasiswa di bidang sains dan pertanian selama bertahun-tahun sejak 1990.
Tineke merupakan Wakil Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA). Ia telah berkontribusi dalam mempromosikan asosiasi alumni Jepang. Pada acara Japan Education Fair yang diselenggarakan oleh Japan Student Services Organization (JASSO) selama bertahun-tahun, Tineke juga menjadi Narasumber dengan berbagi pengalaman untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Jepang.
“Tentu ada kebanggaan tersendiri karena terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan. Kami selama ini hanya ingin berperan dalam program beasiswa pemerintah Jepang agar program dapat terus berlanjut sehingga semakin banyak orang Indonesia yang dapat mengenyam pendidikan di salah satu negara maju khususnya bidang pertanian,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, dengan diberikannya penghargaan tersebut, ada rasa tanggung jawab yang harus diemban untuk menjaga dan meningkatkan persahabatan dan kerja sama khususnya di bidang pendidikan dan pertanian.
“Di tingkat institusi, kami juga pernah menjadi pengurus/pengelola kerja sama IPB University - Jepang,” lanjutnya. Salah satunya kerja sama Dikti/IPB - JICA Jepang untuk grant pembangunan Gedung Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), fasilitas, expert assignments, dan international training untuk 12 negara Afrika. Juga kerja sama Dikti/IPB - JSPS untuk kerja sama penelitian dengan berbagai universitas di Jepang.
“Keterlibatan dalam kerja sama-kerja sama tersebut atas kepercayaan Prof Kamaruddin Abdullah dan Prof Edi Guhardja (alm). Untuk beliau- beliau, terima kasih,” ungkap Tineke.
Sementara itu, Hanny juga telah berkontribusi dalam mempromosikan kerja sama dalam bidang pendidikan antara pemerintah Jepang dan Indonesia termasuk dengan membangun hubungan antara Kedutaan Besar Jepang dengan pemerintah Indonesia.
| Baca juga: Siap-siap! Pendaftaran IPB Jalur Ketua OSIS 2025 Segera Dibuka, Catat Syarat dan Jadwalnya |
Sebagai Ketua Perhimpunan Alumni Universitas Hokkaido di Indonesia, Hanny juga berperan dalam mempromosikan pertukaran antar universitas ketika IPB University mengundang Rektor Universitas Hokkaido sebagai tamu pembicara.
"Saya sangat tidak menduga hal ini. Apa yang saya lakukan untuk almamater tempat saya belajar adalah bentuk rasa terima kasih yang tulus. Saya merasa sudah sepantasnya memberikan kembali, karena telah mendapat kesempatan belajar di Jepang dengan beasiswa penuh dari pemerintah Jepang. Berkat kesempatan itu, saya bisa berkiprah seperti saat ini," ungkapnya.
Hanny berharap, apa dilakukannya dapat bermanfaat bagi Indonesia, khususnya IPB University yang membekalinya dengan kepercayaan, dasar pendidikan nilai-nilai kerja sama simbiosis mutualis, dan yang memberikan banyak kesempatan untuk dapat berkarya sepenuh hati.
“Bangga itu pasti, tetapi saya tahu pasti semua pencapaian ini bukan kemampuan saya semata, begitu banyak tangan terulur. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak terutama para ‘senpai’, para mentor, terutama Prof Kamaruddin Abdullah dan alm Prof Edi Guharja. Semoga penghargaan ini berkah bagi IPB University beserta civitas akademiknya. Yoroshiku onegai itashimasu," ujarnya.
Profil 2 Srikandi guru besar IPB peraih penghargaan dubes Jepang
Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Sc., adalah Guru Besar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University. Prof Hanny menyelesaikan pendidikan Sarjana di IPB serta meraih gelar Magister dan Doktor di bidang Kimia Pertanian dari Hokkaido University, Jepang.Sebagai ahli dalam flavor chemistry, pangan fungsional, dan bioteknologi pangan, Prof. Hanny aktif dalam penelitian serta memiliki lebih dari 35 H-index di Google Scholar dan 19 di Scopus. Selain itu, ia berperan sebagai Editor-in-Chief di Journal of Functional Foods and Nutraceuticals serta menjadi koordinator berbagai kolaborasi internasional, termasuk dengan Hokkaido University dan lembaga penelitian lainnya.
Dengan kontribusi besar dalam pengembangan pangan fungsional dan inovasi teknologi pangan, Prof. Hanny terus berperan dalam meningkatkan kualitas industri pangan dan keamanan pangan di Indonesia.
Sementara, Prof. Dr. Tineke Mandang merupakan Guru Besar di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University. Lahir di Tomohon, Sulawesi Utara, pada 24 Mei 1955, ia menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister di IPB University, serta meraih gelar doktor di bidang Teknik Pertanian dari Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang.
Sebagai ahli dalam rekayasa sistem mekanisasi pertanian tropis, Prof. Tineke pernah menjabat sebagai Direktur Center for Research on Engineering Application in Tropical Agriculture (CREATA) IPB University dan Kepala Divisi Tenaga dan Mesin Pertanian.
Aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah nasional maupun internasional, ia juga berkontribusi dalam berbagai proyek kerja sama dengan Jepang, termasuk IPB-JSPS dan IPB-JICA. Selain itu, ia aktif di berbagai asosiasi profesi seperti Japanese Society of Agricultural Machinery, American Society of Agricultural Engineering, dan Persatuan Insinyur Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
