Tim mahasiswa IPB saat Pimnas 2022. Foto: Puspresnas
Tim mahasiswa IPB saat Pimnas 2022. Foto: Puspresnas

Wicak Mahasiswa IPB, Bukan 'si Paling Pintar di Kelas' Tapi Raih Puluhan Prestasi

Citra Larasati • 20 Desember 2022 13:15
Jakarta:  I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) University meraih medali di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2022.  Sebuah capaian yang tidak mudah bagi Wicak yang mengaku bukan 'si paling pintar di kelas', namun faktanya ia mampu mengantongi puluhan prestasi sejak Sekolah Dasar (SD).
 
Wicak sapaan akrabnya, merupakan remaja asal Bali yang telah menorehkan prestasi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Saat bersekolah di SD Negeri 4 Padangkerta Bali, ia menjadi juara dalam bidang olimpiade Matematika, Olimpiade IPA, Siswa Berprestasi, masatua (bercerita Bahasa Bali), dan gerak jalan.
 
Prestasi di bidang ini terus dilanjutkan hingga jenjang SMP sembari menorehkan prestasi di bidang lainnya yaitu Olimpiade Bahasa Indonesia, story telling Bahasa Inggris, Speech Contest, cerdas cermat, menulis opini, menulis cerpen, senam, Palang Merah Remaja (PMR), hingga menjadi Duta Anak.

Kemampuan menulis di bidang ilmiah baru diasahnya saat di bangku SMA. Di SMA Negeri Bali Mandara, setiap peserta didik diwajibkan untuk memiliki prestasi dan melakukan penelitian.
 
“Dalam mengejar prestasi, saya memilih jenis prestasi yang terdengar ‘keren’ dan jarang saya dengar sebelumnya, maka jadilah saya mencoba kompetisi penelitian,” ujar Wicak dilansir dari laman Puspresnas, Selasa, 20 Desember 2022.
 
Proses demi proses dilaluinya, hingga ia menemukan banyak tantangan dan hal-hal baru yang membuatnya jatuh hati pada dunia penelitian. Tidak disangka, dunia penelitian yang ditekuninya ini membawa Wicak menjadi Finalis di ajang Intel-ISEF (International Science and Engineering Fair) 2018 di Pittsburgh, Pensylvania, Amerika Serikat dengan judul penelitian Alat Pendeteksi Sapi Birahi (APEKSI).
 
Wicak dan rekan satu timnya dipilih untuk mewakili Indonesia ke ajang tersebut setelah berhasil meraih medali emas dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). 
 
Tidak hanya di bidang penelitian. Prestasi lain juga diraih wicak saat SMA, yakni peraih medali perak FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) 2018 tingkat Nasional bidang Pengembangan Aplikasi dan Permainan Digital, Penghargaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Berprestasi Tahun 2018.
 
Kemudian peserta (Undangan Kemdikbud) Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Finalis YRCC IX (Youth Red Cross Competition) UKM-KSR PMI unit Undiksha PMR Wira se-Bali tahun 2016 tingkat Provinsi Bali, dan lain sebagainya.
 
Prestasi-prestasi yang diraihnya membawa Wicak memperoleh Beasiswa Unggulan untuk pendidikan S1 di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. “Saat itu pertama kali saya bepergian sendiri di tanah rantau, dan merupakan tantangan besar bagi orang kampung dan ‘buta arah’ seperti saya. Tapi pada akhirnya semua terlewati dan saya dapat fokus kuliah,” tutur Wicak. 

Bukan 'si Paling Pintar di Kelas'

Semangat berprestasi terus dibawa Wicak hingga kuliah. Penelitian terus ditekuninya hingga Wicak berhasil lolos sebagai finalis Pimnas sebanyak 2 kali dan memperoleh pendanaan 3 kali berturut-turut di ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
 
Terdapat cerita menarik tersendiri dalam membulatkan tekad untuk mengikuti Pimnas. “Di masa awal kehidupan kampus, saya merasa bukan orang yang terlalu brilian dalam menangkap materi perkuliahan. Karena tidak bisa menjadi ‘si paling pintar’ di kelas, saya mencari hal lain yang dapat membuat diri saya dilihat orang, yakni mengikuti Pimnas,” ungkapnya. 
 
Di setiap ajang Pimnas yang diikuti, ia tak pernah fokus untuk meraih medali, melainkan untuk meraih tujuan-tujuan kecil yang memiliki manfaat berkelanjutan. Di ajang Pimnas tahun 2020, Wicak mengikuti Pimnas karena ingin dapat lebih dekat dengan dosen dan merasakan atmosfer kompetisi di kampus.
 
Wicak menjadi finalis Pimnas bidang Karsa Cipta (KC) tahun 2020 dengan judul penelitian  “Sistem Pemantau Dini dan Penanganan Cepat Stres Panas pada Sapi”. Selain itu, ia juga memperoleh pendanaan PKM di bidang Riset Eksakta (RE) dengan judul penelitian “Cleanser Wajah dari Bonggol Pisang dan Biji Alpukat sebagai Anti Polusi Kebakaran Hutan”. 
 
Kemudian, di 2021, ia mengikuti PKM karena ingin memberikan program pengabdian kepada masyarakat, terjun langsung ke masyarakat dan melihat feedback positif dari warga desa atas program yang dijalankannya dan timnya. Di tahun ini, Wicak memperoleh pendanaan di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PM) dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Limbah Sarana Persembahyangan oleh Masyarakat Desa di Bali”.

Pimnas 2022

Selanjutnya, di ajang Pimnas tahun 2022, ia bertujuan untuk mendampingi dan memberikan kesempatan bagi adik tingkatnya untuk berkompetisi dan memimpin tim. Dua penelitiannya lolos sebagai finalis dalam ajang ini yaitu berjudul “Smart Dummy Cow: Integrasi Sistem Koleksi, Analisis Kualitas, dan Pemisahan Jenis Kelamin Semen Sapi dalam Satu Langkah” dan “Perangkat Detektor Birahi Sapi Real Time Berbasis Kamera RGB dan Termal dengan Deep Learning Video Pose Estimation”.
 
Perjuangan di tahun 2022 ini membawa Wicak meraih medali perunggu dan penelitiannya dapat digunakan sebagai tugas akhir skripsi.  Begitu banyak prestasi yang diraih mahasiswa semester 7 IPB University semasa kuliahnya.
 
Selain Pimnas, beberapa prestasi lainnya adalah First Winner of Paper Competition of The 3rd International Conference on Animal Science and Veterinary Medicine for Student (ICAVETS) 2022 held by Faculty of Veterinary Medicine Universitas Brawijaya, 1st Winner kategori Essay Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
 
Lalu First Winner kategori Oral Presentation Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret, masih ada 26 prestasi lainnya baik sebagai peserta, finalis, dan pemenang. 
 
Baginya, tujuan-tujuan kecil yang diperolehnya dari ajang Pimnas lebih penting dibandingkan dengan pencapaian dan prestasi yang sudah diraihnya. “Saya lebih senang atas tujuan-tujuan dan dampak-dampak kecil dari proses tersebut bagi saya dan orang lain. Saat side effect atau tujuan kecil sudah saya raih, biasanya saya akan nothing to lose saja dalam melanjutkan kompetisi,” tutur Wicak. 
 
Tentu perjalanannya tidak selalu mulus. Ia pernah mengalami lelah untuk berprestasi yang disebabkan oleh orang-orang disekitarnya yang tidak ingin mengerti mengenai kondisi yang dialaminya terutama dari sisi pembagian waktu dan pemahaman materi yang lebih ekstra.
 
Selain itu, sebagai anak muda, Wicak juga merasa keteteran dalam menyeimbangkan pembagian waktu dan mengelola emosi untuk kehidupan kuliah, kompetisi, dan lainnya. Namun, semangatnya selalu kembali membara setelah memikirkan kebahagiaan dan senyuman orang-orang terdekatnya saat melihatnya berprestasi.
 
Motivasi terbesarnya dalam berprestasi adalah reaksi orang-orang disekitarnya terutama keluarga. Ayah dan ibunya yang memiliki usaha warung makan kecil-kecilan selalu mendukung penuh yang dilakukannya.
 
Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, ia berusaha menunjukkan dirinya agar tidak dapat diremehkan oleh orang lain. “Tidak banyak harta yang kami miliki, jadi saya bertekad menjadi harta terbaik yang bisa selalu mereka banggakan,” ungkap Wicak. 
 
Mahasiswa kedokteran hewan ini juga memiliki cara lain untuk mengembalikan semangatnya. “Dengan ‘mengejek’ dan ‘meremehkan’ diri sendiri ketika berada di titik terendah, sehingga diri saya sendiri tidak terima lalu membuktikan bahwa kualitas diri saya tidak serendah apa yang saya pikirkan,” tegas Wicak. 
 
Ke depannya, ia ingin menjadi dosen atau pengajar. Hal ini juga didasarkan dari kesenangannya untuk membagikan ilmu yang dimilikinya.
 
Selama bertahun-tahun, ia sangat aktif dalam mendampingi adik kelasnya untuk meneliti dan meraih prestasi. Ada perasaan senang ketika melihat orang lain belajar sesuatu darinya.
 
Melihat orang yang dibimbingnya meraih sesuatu dan berubah menjadi lebih baik adalah kebahagiaan yang sungguh besar bagi Wicak. 
 
Pada kesempatan ini, mahasiswa berusia 22 tahun tersebut turut memberikan pesan kepada seluruh generasi muda di seluruh Indonesia agar untuk berprestasi jangan fokus terhadap gelar juara apa yang akan diraih.  Namun tentukan tujuan-tujuan kecil yang berharga dari mengikuti sebuah kompetisi.
 
Hal ini dapat membuat tetap tersenyum terlepas dari apapun hasilnya. Wicak juga mengajak generasi muda untuk mengenali diri sendiri dan cari kelebihan yang bisa ditonjolkan.
 
“Dan yang terpenting dalam proses itu, bentuk karaktermu yang unggul, menghormati guru, dan senantiasa ingin bermanfaat bagi orang lain. Jangan sombong atas apapun yang kamu capai, dan jangan pelit atas ilmu yang kamu miliki,” tegas Wicak. 
Baca juga: Pimnas ke-35 UB Masuk 5 Besar Bersama IPB, UGM, ITS, dan UM

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan