Pemberian gelar kehormatan kepada Sam Bimbo dari ITB secara daring. Foto: Dok ITB.
Pemberian gelar kehormatan kepada Sam Bimbo dari ITB secara daring. Foto: Dok ITB.

Seniman Sam Bimbo Dapat Gelar Kehormatan dari ITB

Arga sumantri • 05 Juli 2021 10:19
Bandung: Seniman Raden Muhamad Samsudin Dajat Hadjakusumah (Sam Bimbo) menerima gelar Honoris Causa dari Insitut Teknologi Bandung (ITB). Gelar kehormatan diberikan atas prestasi dan reputasi Sam Bimbo dalam pengembangan karya seni lukis dan musik melalui pendekatan religi.
 
"Karya nyata Sam Bimbo yang mengandung nilai inovatif terbukti bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat, bagi perkembangan nilai keagamaan, kebudayaan bangsa, dan kemanusiaan; bagi ilmu pengetahuan (sains), teknologi, dan seni," kata Ketua Tim Promotor, Setiawan Sabana, mengutip laman ITB, Senin, 5 Juli 2021.
 
Prestasi dan prestise Sam Bimbo dalam seni lukis terbukti dari pameran-pameran yang pernah diselenggarakannya. Dia punya pengalaman menggelar pameran tunggal di Indonesia pada 1970, 1992, dan 2007. Kemudian di Bangkok pada 1971. Sam Bimbo juga sempat menggelar pameran bersama di Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Jakarta pada 1995-2005.

Baca: Mahasiswa Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Kapal Robotika Internasional
 
Lukisan Sam Bimbo amat eksis. Beberapa di antaranya dipajang di Kedutaan Indonesia di Bangkok, Gedung Parlemen Indonesia, Singapura, dan Jepang. Dalam beberapa lukisannya, banyak digunakan simbol-simbol bermakna religiositas yang menunjukkan spirit Sam Bimbo.
 
Sam Bimbo juga eksis di bidang seni musik. Sebagai konseptor utama, hampir seluruh lagunya bersama grup musik Bimbo menjadi karya yang melintasi zaman dan generasi. Tema seni musiknya memiliki kesamaan dengan tema lukisannya.
 
Lebih dari 50 tahun berkarya, Sam Bimbo telah menghasilkan sekitar 800 lagu dalam 200 album. Dia juga telah menyabet 12 piringan emas, Lifetime Achievement Award dari NET 4.0 Indonesian Choice Awards 2017, dan Legend Award dari Anugerah Musik Indonesia. Presiden Joko Widodo bahkan sempat mengapresiasi grup musiknya dengan meluncurkan perangko bergambar Bimbo.
 
 

Sam Bimbo juga ikut memberi warna pada bidang-bidang seni yang lebih luas, seperti seni rupa, film, sinetron, teater, dan televisi. Kehidupan sosial-budaya menerima dampak positif dari kehadirannya.
 
"Karya-karya yang dihasilkan kandidat tidak saja membanggakan yang bersangkutan sebagai seniman, tetapi juga bagi alumni, ITB, dan bangsa, serta keteladanannya patut menjadi contoh yang sangat baik untuk berbagai profesi," terangnya.
 
Sam Bimbo juga turut berjuang melawan pembajakan karya yang sangat merugikan seniman, industri, dan pemerintah. Kegigihannya melawan pembajak karya telah berlangsung lama dan menghasilkan Undang-Undang Hak Cipta yang sangat penting artinya bagi industri musik. UU Hak Cipta dapat membantu kelangsungan proses berkarya para musisi di Indonesia.
 
"Kandidat memiliki prestasi dan reputasi tinggi dalam pengembangan karya seni lukis dan seni musik melalui pendekatan berbasis religi," jelas Setiawan.
 
Baca: Usia 9 Tahun, Siswa Madrasah Ini Sudah Hafal Al-Qur'an
 
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul 'Cinta Tanah Air 5.0', Sam Bimbo menyampaikan manifestasi cintanya sebagai pribadi sekaligus kancah profesi kepada bangsa Indonesia. Sam Bimbo membagi Cinta Tanah Air 5.0 ke dalam lima hal, yaitu cinta keluarga, cinta seni lukis, cinta musik pop religi, cinta dalam kemanusiaan, dan cinta kepada Ilahi.
 
Pelantun lagu Sajadah Panjang itu mengaku belajar banyak tentang sikap hidup, budaya, wawasan, dan kasih sayang yang ikhlas dari keluarga. Aliran darah seni yang dimilikinya juga bermula dari keluarga. 
 
"Hal terpenting yang dibangun dalam keluarga adalah kesadaran cinta kita diikat oleh tali persaudaraan dengan doa sebagai perekatnya, khususnya doa bapak dan restu ibu," Sam Bimbo.
 
 

Sementara itu, bagi Sam Bimbo, seni merupakan wujud cinta terhadap keindahan. Dia mengenang kembali saat-saat dirinya menjadi mahasiswa. Gurunya, Prof. A. D. Pirous, mengajarkannya untuk bersabar dalam proses belajar. Dia diingatkan bahwa Seni Rupa ITB bukanlah sanggar seni yang mencetak seniman, melainkan institusi pendidikan yang melahirkan Sarjana dan Ahli Seni.
 
Untuk urusan cinta kepada seni musik pop religi, Sam Bimbo mengaku baru menemukannya selepas menjadi mahasiswa. Saat itu, dia tengah salat Jumat di Masjid Salman, kemudian merasakan getaran hati yang menancap di sanubari. Terbesitlah kalimat 'Tuhan tempat aku berteduh', yang kemudian ditulisnya menjadi lagu berjudul 'Tuhan', dan menginisiasi genre baru dalam dunia seni musik pop, yaitu musik pop islami/religi.
 
"Berbicara tentang kemanusiaan akan jadi sia-sia jika kita tidak membicarakan tentang keadilan, khususnya keadilan dalam perlindungan kepemilikan hak cipta dan hak ekonomi para seniman," papar Sam Bimbo.
 
Baca: Maimunah, Anak Buruh Tani dari Langkat Masuk UGM Tanpa Tes
 
Sam Bimbo tahu betul tantangan yang dihadapi bisa sangat berat. Dia pun berpesan kepada generasi muda untuk bersiap-siap. “Selamat datang di Era Disrupsi, seni dan Teknologi berkolaborasi. Anda-lah calon pemimpin negeri, sudahkah Anda menyiapkan diri?"
 
Cinta terakhir yang dikisahkan Sam Bimbo adalah cinta Ilahi. Melalui karya seni, dia mengajak semua orang merasakan kerinduan kepada Rasulullah SAW, dan menghayati hubungan manusia dan Tuhan dalam situasi apa pun.
 
"Niatkan selalu untuk meraih ridho-Nya. Dengan cinta kita berkumpul dan berdoa, dengan cinta kita taati perintah-Nya dan empati sesama," tutur Sam Bimbo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan