Kedua, hadir seutuhnya dalam setiap aktivitas yang sedang dilakukan 
mindfulness. Ia selalu berkonsentrasi penuh agar dapat menyerap informasi secara optimal. 
“Saya menekankan totalitas ke diri sendiri. Ketika di kelas, fokusnya ke mata kuliah. Ketika berorganisasi, ya kepentingan organisasi. Ketika lagi main, ya dinikmati. Dengan begitu, saya tidak perlu mengulang satu hal yang sama untuk kedua kalinya,” jelas Greget.
Ketiga, perencanaan. Greget paham betul apa yang akan dilakukannya selama sepekan ke depan, semuanya terencana. Kehidupannya teratur dan tertata. Menurutnya, manusia harus fleksibel serta memberi ruang untuk alternatif-alternatif dalam berencana agar seterjal apapun eksekusi dari sebuah rencana, tujuan akhirnya selalu dapat dicapai.  
Selain perencanaan, ia juga akan membuat skala prioritas. Apa yang harus diutamakan, mana yang bisa diwakilkan, dan tinggalkan yang kurang bermanfaat. Ia meyakini adanya keberkahan waktu. Tujuan yang mulia akan selalu menemukan jalan dan didukung oleh semesta, termasuk waktu. 
“Prinsip saya waktu semester 1, sebisa mungkin jangan bolos. Kalau ada beberapa agenda bersamaan, yang lebih dulu saya korbankan adalah yang tidak mendesak, apalagi yang tidak begitu membutuhkan kehadiran saya," bebernya. 
Ada juga strategi yang bisa diterapkan, misalnya memanfaatkan notulensi atau rekap acara supaya bisa mengejar ketertinggalan. Dulu pernah beberapa kali punya pengalaman ada banyak kegiatan dalam satu waktu, tapi ujung-ujungnya ada yang dibatalkan, diundur, diwakili oleh tim, dan sebagainya. 
"Saya percaya Allah yang mengatur semua itu,” ungkapnya.