Duta Besar (Dubes) Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard mengatakan, penghargaan tersebut diberikan sesuai dengan bidang profesi dan berbagai aktivitas kerja sama yang telah dibangun dengan baik oleh Komang. Aktivitas kerja sama tersebut melibatkan institusi UNAIR, Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Indonesia, dibidang sains dan teknologi antara Perancis dan Indonesia.
"Pada hari ini saya sangat senang dan bangga atas nama Republik Perancis, menghormati karier dan komitmen teguh Prof Komang dalam melayani dunia Frankofoni, persahabatan antara Perancis dan Indonesia, serta lebih luas lagi dalam melayani kemajuan di bidang ilmiah," ucap Olivier, mengutip siaran pers UNAIR, Jumat, 26 Maret 2021.
Baca: Pelajar MTs di Kudus Sabet Emas di Lomba Internasional
Olivier mengatakan, sejak puluhan tahun Komang terlibat secara sistematis dengan Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur dalam hubungan kemitraan dengan Perancis. Baik di tingkat ilmiah, budaya, maupun ekonomi, sebagai orang berbahasa Perancis yang ahli dalam kebijakan publik.
Sebagai contoh, Komang berpartisipasi dalam seminar dan pelatihan tentang kebijakan transportasi umum di Universitas Bourgogne pada 2008. Lalu, terlibat dalam pengolahan limbah padat di Chambery 2010, manajemen rantai produk susu di Nantes pada 2011.
Komang juga mewakili Kota Surabaya pada Simposium Inovasi Maritim Internasional Kedua di Brest pada 2014. Komang mengambil bagian dalam misi keahlian, seperti saat bertemu dengan pengelola Taman Vulcania di Auvergne dengan tujuan mengembangkan ekowisata dan vulkanologi proyek di Jawa Timur.
Perintis Program Spesialis Kedokteran Hewan Pertama
Teranyar, Komang merintis Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis di UNAIR bekerja sama dengan Oniris, sebuah lembaga perguruan tinggi di Perancis yang melatih ahli bedah hewan. Program itu menawarkan spesialisasi bidang bedah, reproduksi, dan penyakit dalam bidang kedokteran hewan."Yang on progress adalah Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis yang pertama di indonesia, dimana akan bekerja sama dengan Oniris Nantes. Sudah ditandatangani oleh Rektor UNAIR dan Direktur Oniris di KBRI Paris," ucap dia.
Januari 2020, ia mengaku sudah menyusun silabus untuk program pendidikan spesialis. Namun, mendadak covid-19 melanda. "Semoga apa yang sudah saya rintis bisa terwujud," ungkapnya.
Baca: Dosen UB Jabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok
Komang menyelesaikan studi S2 (DEA) di bidang Physiologie Animale Appliquee pada tahun 1982 dan program doktor dengan menempuh Doctorat de Troicieme Cycle (S3) diselesaikan tahun 1985 dr Universite de Rennes I.
Sejak 2000-an, ia menerbitkan tak kurang dari 30 artikel ilmiah di jurnal terakreditasi Kementerian Riset dan Pendiduikan Tinggi di Indonesia. Ia juga berpartisipasi pada sekitar 20 proyek penelitian eksperimen sejak tahun 90an yang telah dipresentasikan di jurnal dan konferensi ilmiah. Sebanyak 6 buku referensi dalam bidang kedokteran hewan pernah ditulisanya.
Atas karya-karyanya itu, Komang mendapat penghargaan Program Riset Unggulan Terpadu dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1992 selama 3 tahun memberikan hasil karya riset untuk tes kebuntingan dini pada sapi dengan menggunakan Progesterone paper strip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News