Penerima beasiswa program IISMA Faisal Anshory. DOK ITB
Penerima beasiswa program IISMA Faisal Anshory. DOK ITB

Cerita Faisal, Angkatan Pertama Program IISMA Belajar ke Belanda

Renatha Swasty • 24 Februari 2022 16:48
Jakarta: Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika (GD’18) Institut Teknologi Bandung (ITB) Faisal Anshory senang berkesempatan belajar di luar negeri. Apalagi, seluruh biaya gratis.
 
Faisal mengikuti program International Student Mobility Awards (IISMA) yang digelar Kemendikbudristek. Faisal belajar di University of Twente, Enschede, Belanda.
 
“Bersyukur sekali berkesempatan ikut program IISMA ini,” ujar Faisal dikutip dari laman itb.ac.id, Kamis, 24 Februari 2022.

Sebagai angkatan pertama yang mengikuti IISMA, Faisal mengaku cukup kesulitan mempersiapkan berkas pendaftaran. Salah satunya, tidak ada referensi kiat-kiat menulis esai untuk proses seleksi.
 
"Mengingat program ini baru dibuka tahun ini,” kata Faisal.
 
Adapun berkas yang harus disiapkan, seperti surat rekomendasi dari universitas, sertifikat bahasa, transkrip nilai, dan esai motivasi. Namun, keinginan yang kuat untuk belajar di luar negeri tidak menghalangi jalannya.
 
Selama proses tersebut, Faisal mempersiapkan keperluan dokumen dan berlatih wawancara dengan teman yang mempunyai impian yang sama. Untungnya, dia dan temannya berhasil lolos program ini.
 
Faisal mengambil mata kuliah Sistem Informasi Geografis dan Earth-Observation selama kuliah di Negeri Oranye. Lingkungan belajar yang suportif sangat membuat nyaman selama merantau.
 
Faisal menyebut dosen juga sangat ramah. Ditambah, kurikulum sangat menarik.
 
“Jadi, di akhir mata kuliah, kita itu bakal ditawarkan proyek dari berbagai dosen dengan beragam keahlian dan kita dapat memilih tugas yang dirasa sesuai dengan minat,” kata Faisal.
 
Faisal mendapatkan proyek terkait identifikasi bangunan otomatis dari citra satelit dan teori perancangan wilayah di kota-kota di Eropa. Selain berfokus terhadap akademik, Faisal juga berkesempatan mengunjungi negara Eropa lainnya.
 
Beberapa negara Eropa yang sudah ia kunjungi, seperti Italia, Swiss, Jerman, Vatikan, dan lainnya. Faisal banyak belajar mengenai perbedaan budaya, kondisi geografis, dan lingkungan sosial antara Indonesia dan Eropa.
 
Selama di Belanda, Faisal juga berkunjung ke museum yang memuat sejarah masa kolonialisme di Indonesia. Sejarah Indonesia-Belanda sangat erat kaitannya.
 
Faisal mengaku selama hidup di Belanda sempat mengalami culture shock. Seperti toko hanya buka dari jam 12.00 sampai jam 17.00
 
Dia juga terkejut budaya bersepeda sangat populer sampai-sampai parkiran toko dan kampus dipenuhi sepeda. Sebagai orang yang berasal dari iklim tropis, Faisal juga harus berusaha keras menyesuaikan diri dengan suhu di Belanda yang lebih dingin.
 
Faisal menyarankan mahasiswa yang ingin ikut program IISMA mempersiapkan segala berkas dengan sebaik-baiknya. Hal itu dimulai dengan mengenal diri sendiri.
 
“Dengan mengenali diri sendiri, kita akan sangat terbantu dalam menulis esai motivasi dan tes wawancara,” ujar Faisal.
 
Dia juga menyarankan agar saling memotivasi teman yang juga ikut mendaftar. Selain itu, dia menegaskan tidak asal-asalan memilih universitas tujuan.
 
“Sesuaikan dengan kapasitas diri dan pilih universitas yang cocok sesuai sama minat kita, jangan memilih universitas ranking tinggi hanya karena gengsi atau yang rendah asal diterima,” kata Faisal.
 
Baca: Dari ITB ke Sussex, Cerita dan Tips Deta Tembus Beasiswa IISMA
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan