Meski tinggal di pelosok desa di Kabupaten Magetan, Apia sukses menempuh pendidikan jenjang S1, S2 dan S3 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) gratis berkat prestasi akademiknya. Dia memanfaatkan beasiswa Bidikmisi dan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama).
Apia tercatat meraih predikat Cum Laude dari prodi S1 Akuntansi di tahun 2022. Setelah itu, ia sempat bekerja sebagai project management analyst di salah satu perusahaan multinasional.
Meski telah bekerja, keinginan Apia untuk belajar dan menjadi seorang akademisi terus tumbuh. Ia bersyukur karena pada 2023 kembali mendapat kesempatan melanjutkan studi pasca sarjana di FEB UGM gratis melalui skema beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Perjuangan Apia meraih pendidikan tidak mudah. Dia tumbuh dalam keluarga sederhana yang tinggal jauh dari pusat kota. Namun, Apia dikenal sebagai pribadi pantang menyerah.
Ayahnya seorang petani tidak pernah menempuh pendidikan formal dan meninggal saat dirinya duduk di semester lima ketika menempuh jenjang S1. Sementara itu, ibunya hanya menamatkan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan sehari-hari berjualan warung kelontong.
Meski tidak mengecap bangku pendidikan yang memadai, kedua orang tua Apia sangat ingin anaknya mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Kedua orang tuanya yakin pendidikan adalah jalan yang bisa mengubah kehidupan lebih baik. Apia tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada.
Ia selalu berusaha maksimal menjalani setiap aktivitas perkuliahan. Apia mengaku tidak mudah menjalani studi pascasarjana di jenjang S2 dan S3 dengan target maksimal 4 tahun melalui skema beasiswa PMDSU.
“Tantangannya berat, terutama dalam hal manajemen waktu dan pengelolaan emosi untuk menghadapi padatnya tugas akademik dan kewajiban riset, baik dari perkuliahan maupun skema beasiswa PMDSU” ungkap dia dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 31 Juli 2025.
Baca juga: Elsa Lolos UGM Tanpa Tes, Anak Marbot Masjid Ini Juga Raih Beasiswa Subsidi UKT |
Namun, Apia mengaku bersyukur dan beruntung mendapat dukungan dari lingkungan FEB UGM yang suportif baik dari pembimbing, tim promotor, dosen, kaprodi, staf profesional, maupun teman-teman seperjuangan. Semuanya mendukung kelancaran studi, terutama peran Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D sebagai promotor yang selalu tekun memberi bimbingan.
“Komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan promotor menjadi kunci dan sangat penting. Saya sangat berterima kasih pada Prof. Mahfud yang banyak membantu dan membimbing saya. Dengan kesabarannya, ia menjadi inspirasi saya untuk menjadi seorang akademisi dan peneliti yang berdedikasi,” tutur dia.
Apia juga tidak hanya fokus kuliah, tetapi juga mengikuti berbagai kegiatan mulai dari penelitian, konferensi internasional bersama dosen pembimbing dan rekan mahasiswa di MD FEB UGM, hingga meraih beberapa penghargaan best paper dan best presenter. Ia juga sempat menjadi asisten di Pusat Kajian Akuntabilitas dan Governansi (PAKAR) Laboratorium Departemen Akuntansi dan kelas S1.
Apia lulus dari program magister dengan mengajukan tesis tentang faktor-faktor yang mendorong pengungkapan terkait iklim, climate-related disclosure pada perusahaan di kawasan Asia Pasifik. Hasil riset ini memperlihatkan kinerja keuangan, kinerja lingkungan terkait iklim, dan budaya masyarakat yang lebih berorientasi jangka panjang berkontribusi dalam mendorong pengungkapan terkait iklim di kawasan Asia Pasifik.
Tesis ini telah disubmit ke jurnal ilmiah dan dikembangkan menjadi berbagai luaran lain. Salah satunya, sedang proses untuk diterbitkan dalam bentuk buku bertema pelaporan perubahan iklim.
Pengembangan penelitian lanjutan dari tesis ini berhasil meraih hibah Penelitian Kompetitif Unggulan FEB UGM bersama dosen pembimbing dan penguji tesis. Kesuksesan yang diraih buah dari ketekunan, konsistensi, serta kerja keras.
“Berada di FEB UGM mengajarkan saya bahwa integritas bukan hanya tentang kejujuran, tapi juga komitmen, keberanian membela kebenaran, dan konsistensi. Saya juga merasakan bagaimana objektivitas dan kesetaraan benar-benar diterapkan. Setiap orang diperlakukan tanpa memandang asal, status, atau latar belakang. Nilai-nilai inilah yang membuat saya merasa benar-benar dirangkul di FEB, sejak S1 hingga saat ini. Di sini, saya belajar dan bertumbuh dengan nilai, bukan sekadar nilai akademik,” papar dia.
Saat ini, Apia menempuh semester tiga Program Doktor FEB UGM. Baginya, tantangan akan terus ada namun ia meyakini ada banyak peluang dan pintu terbuka bila terus berusaha.
“Jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Meski dengan berbagai keterbatasan terus berdoa dan berusaha dengan sungguh-sungguh maka jalan dan rezeki akan selalu menemukan cara untuk datang. Teruslah berbuat baik,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id