Lelaki yang gemar membaca buku pengembangan diri ini memaknai pencapaiannya sebagai bonus dari konsistensi dalam mengembangkan Dusdukduk. Penghargaan ini juga dimaknai sebagai barometer bahwa usaha yang dirintis lewat ilmu dari bangku perkuliahan, dapat melahirkan produk-produk yang bersaing dan diminati masyarakat. Hal tersebut pula yang selalu ia bawa dan tanamkan pada anak-anak muda untuk berani bermimpi dan think big.
Setelah dinobatkan sebagai tokoh Forbes 30 Under 30 pada awal 2020, Arif dan tim Dusdukduk dihadapkan dengan tantangan pandemi covid-19. Sejak 2013 hingga 2020 awal, omzet Dusdukduk yang selalu naik harus menurun akibat pandemi ini. Namun menurutnya, pandemi bukan akhir dari segalanya.
Duta Earth Hour Surabaya 2018 ini melihat bahwa pada masa pandemi ini ada kecenderungan bahwa masyarakat memulai usaha dan membutuhkan kemasan untuk produknya. Ia pun merilis Packimpact sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat.
Baca: Kisah Maya Nabila, Mahasiswi S3 ITB Berusia 21 Tahun
Selain menggencarkan pada diversifikasi produk tersebut, Dusdukduk juga mengoptimalkan media digital untuk pemasaran produknya. Mulai dari media sosial, hingga laman web.
Arif mengungkapkan, Dusdukduk akan memanfaatkan media sosial untuk mengunggah konten-konten kreatif guna mengembangkan produk. Sebab, aktivitas masyarakat di media sosial terpantau meningkat signifikan selama pandemi.
"Bukan tak mungkin bahwa dalam waktu dekat Dusdukduk menggarap konten video kreatif di YouTube atau platform lainnya," bebernya.
Nantinya, pegiat usaha ramah lingkungan ini mengaku akan terus menunjukkan gebrakan baru. Salah satunya, merilis anak perusahaan baru dengan jenis produk baru pada 2021 ini. Arif juga menyampaikan untuk terus menantikan kreasinya terutama ide 15 anak perusahaan yang sudah dirancangnya sejak 2019 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News