Surabaya: Bagi sebagian orang, kardus mungkin dianggap barang tak bernilai dan dikategorikan sampah. Bahkan kata ‘kardus’ sering dikaitkan dengan konotasi negatif.
Namun, hal ini tidak berlaku bagi Muhammad Arif Susanto. Lewat material kardus bekas, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini justru berhasil dinobatkan menjadi salah satu tokoh Forbes 30 Under 30 sebagai co-founder dari Dusdukduk.
Dusdukduk merupakan akronim dari kardus untuk tempat duduk. Dusdukduk merupakan brand furnitur dan dekorasi yang berbahan dasar kardus bekas.
Produk ini telah melanglang buana dan meraih deretan penghargaan sebagai salah satu inovasi produk ramah lingkungan yang dapat bersaing dengan produk bermaterial konvensional. Rentetan kolaborasi juga telah dilakukan oleh Dusdukduk bersama tokoh kenamaan di berbagai gelaran di Indonesia.
Baca: Profesor Kwari, Intelektual Indonesia Pertama yang 'Menginjakkan Kaki' di Harvard
Namun siapa sangka, kisah lahirnya Dusdukduk berawal dari salah satu sudut kampus ITS, tepatnya di Departemen Desain Produk Industri (Despro). Arif mengaku, ide ini berawal dari tugas mata kuliah yang kemudian mendapat perhatian ketika dipamerkan pada pameran tugas kampus. Set kursi dan meja kardus ini mendapat respons hangat dan satu demi satu pesanan pun berdatangan kepada Dusdukduk.
Alumnus ITS angkatan 2010 ini memaparkan, dirinya beserta tim sudah sejak awal berniat membawa hasil karyanya ini menjadi wirausaha yang berprofit. Oleh karena itu, pendapatan dari pesanan dan juga tunjangan dari berbagai kejuaraan yang diraih digunakan untuk mengembangkan Dusdukduk.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan