Muhammad Arif Susanto dinobatkan sebagai sosok Forbes 30 Under 30 pada tahun 2020. Dok Humas ITS.
Muhammad Arif Susanto dinobatkan sebagai sosok Forbes 30 Under 30 pada tahun 2020. Dok Humas ITS.

Gara-gara Kardus Bekas, Alumnus ITS Raih Penghargaan Forbes

Arga sumantri • 03 Februari 2021 11:18
Surabaya: Bagi sebagian orang, kardus mungkin dianggap barang tak bernilai dan dikategorikan sampah. Bahkan kata ‘kardus’ sering dikaitkan dengan konotasi negatif. 
 
Namun, hal ini tidak berlaku bagi Muhammad Arif Susanto. Lewat material kardus bekas, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini justru berhasil dinobatkan menjadi salah satu tokoh Forbes 30 Under 30 sebagai co-founder dari Dusdukduk.
 
Dusdukduk merupakan akronim dari kardus untuk tempat duduk. Dusdukduk merupakan brand furnitur dan dekorasi yang berbahan dasar kardus bekas. 

Produk ini telah melanglang buana dan meraih deretan penghargaan sebagai salah satu inovasi produk ramah lingkungan yang dapat bersaing dengan produk bermaterial konvensional. Rentetan kolaborasi juga telah dilakukan oleh Dusdukduk bersama tokoh kenamaan di berbagai gelaran di Indonesia.
 
Baca: Profesor Kwari, Intelektual Indonesia Pertama yang 'Menginjakkan Kaki' di Harvard
 
Namun siapa sangka, kisah lahirnya Dusdukduk berawal dari salah satu sudut kampus ITS, tepatnya di Departemen Desain Produk Industri (Despro). Arif mengaku, ide ini berawal dari tugas mata kuliah yang kemudian mendapat perhatian ketika dipamerkan pada pameran tugas kampus. Set kursi dan meja kardus ini mendapat respons hangat dan satu demi satu pesanan pun berdatangan kepada Dusdukduk.
 
Alumnus ITS angkatan 2010 ini memaparkan, dirinya beserta tim sudah sejak awal berniat membawa hasil karyanya ini menjadi wirausaha yang berprofit. Oleh karena itu, pendapatan dari pesanan dan juga tunjangan dari berbagai kejuaraan yang diraih digunakan untuk mengembangkan Dusdukduk.
 
 

Start small, think big, action now and make an impact. Kalimat andalan Arif itu memang tepat mewakili perjuangannya dan kawan-kawan dalam mengembangkan Dusdukduk. Lewat keberanian untuk memulai sedini mungkin, Dusdukduk mendapatkan banyak penghargaan.
 
Sebut saja finalis Wirausaha Muda Mandiri hingga meraih Best Booth pada pameran CASA Indonesia. Dusdukduk juga banyak menghiasi pameran, dari tingkat regional hingga internasional. Bahkan kini, Dusdukduk telah dipercaya banyak klien dari brand ternama seperti Honda dan H&M.
 
Selama tujuh tahun lebih berkiprah, sosok wirausahawan muda ini berhasil mendirikan PT Kreasi Karya Raya bersama timnya, sehingga semakin memantapkan kelegalan wirausaha tersebut. Dusdukduk yang semula berfokus pada produk meja dan kursi, kini sudah melakukan diversifikasi produk.
 
Gara-gara Kardus Bekas, Alumnus ITS Raih Penghargaan Forbes
Muhammad Arif Susanto (co-founder Dusdukduk) membawa produk dekorasi berbahan dasar kardus bekas. Dok ITS.
 
Hingga 2021, sudah terdapat dua anak perusahaan yaitu Totoys.id yang memproduksi mainan anak-anak dan Packimpact yang berfokus pada kemasan produk yang keseluruhannya berbahan dasar kardus bekas. Selain kedua produk baru ini, Dusdukduk juga menerima jenis-jenis olahan lain sesuai pesanan.
 
Meskipun telah meraih banyak prestasi, lelaki yang kini menjadi dosen di Universitas Ciputra, Surabaya, ini tak pernah sedikit pun terpikirkan dapat menjadi salah satu tokoh Forbes 30 Under 30. Menurutnya, predikat tersebut sangat sulit dicapai karena ada banyak tokoh-tokoh muda inspiratif di Indonesia.
 
Arif bercerita bahwa dirinya sempat menganggap e-mail dari Forbes yang diterima saat itu adalah spam atau penipuan. "Saya pikir itu hanya e-mail spam atau tidak asli sampai saat itu saya mendapat telepon langsung dari pihak Forbes," ungkap Arif seperti dukutip keterangan tertulis ITS, Rabu, 3 Februari 2021.
 
 

Lelaki yang gemar membaca buku pengembangan diri ini memaknai pencapaiannya sebagai bonus dari konsistensi dalam mengembangkan Dusdukduk. Penghargaan ini juga dimaknai sebagai barometer bahwa usaha yang dirintis lewat ilmu dari bangku perkuliahan, dapat melahirkan produk-produk yang bersaing dan diminati masyarakat. Hal tersebut pula yang selalu ia bawa dan tanamkan pada anak-anak muda untuk berani bermimpi dan think big.
 
Setelah dinobatkan sebagai tokoh Forbes 30 Under 30 pada awal 2020, Arif dan tim Dusdukduk dihadapkan dengan tantangan pandemi covid-19. Sejak 2013 hingga 2020 awal, omzet Dusdukduk yang selalu naik harus menurun akibat pandemi ini. Namun menurutnya, pandemi bukan akhir dari segalanya.
 
Duta Earth Hour Surabaya 2018 ini melihat bahwa pada masa pandemi ini ada kecenderungan bahwa masyarakat memulai usaha dan membutuhkan kemasan untuk produknya. Ia pun merilis Packimpact sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat.
 
Baca: Kisah Maya Nabila, Mahasiswi S3 ITB Berusia 21 Tahun
 
Selain menggencarkan pada diversifikasi produk tersebut, Dusdukduk juga mengoptimalkan media digital untuk pemasaran produknya. Mulai dari media sosial, hingga laman web.
 
Arif mengungkapkan, Dusdukduk akan memanfaatkan media sosial untuk mengunggah konten-konten kreatif guna mengembangkan produk. Sebab, aktivitas masyarakat di media sosial terpantau meningkat signifikan selama pandemi. 
 
"Bukan tak mungkin bahwa dalam waktu dekat Dusdukduk menggarap konten video kreatif di YouTube atau platform lainnya," bebernya.
 
Nantinya, pegiat usaha ramah lingkungan ini mengaku akan terus menunjukkan gebrakan baru. Salah satunya, merilis anak perusahaan baru dengan jenis produk baru pada 2021 ini. Arif juga menyampaikan untuk terus menantikan kreasinya terutama ide 15 anak perusahaan yang sudah dirancangnya sejak 2019 lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan