Mahasiswa asal Tiongkok itu menghabiskan masa mudanya mengumpulkan barang bekas untuk membantu keluarganya. Berkat prestasi akademis dan kegigihan dalam belajar, Pang kini sukses bahkan terpilih menjadi duta budaya.
Dilansir dari laman South China Morning Post, Pang berasal dari keluarga kurang mampu dan berhasil masuk ke universitas bergengsi karena prestasi akademisnya. Baru-baru ini, ia kembali menjadi sorotan media setelah diangkat menjadi penasihat pemerintah untuk kampung halamannya.
Ia menarik banyak perhatian publik pada tahun 2017 ketika mendapatkan nilai 684 dari 750 dalam ujian masuk universitas di Tiongkok, yang dikenal sebagai Gaokao, di tengah-tengah tantangan cukup besar dalam keluarganya. Ayahnya menderita skizofrenia dan ibunya mengalami disabilitas pada anggota tubuh bagian bawah.
Dia kemudian terdaftar di Tsinghua, salah satu universitas terbaik di Tiongkok. Meskipun media dalam negeri menggambarkan Pang sebagai seorang mahasiswa yang berjuang dari kesulitan, ia menolak tawaran bantuan keuangan dari para pengusaha.
Sejak kecil, Pang sudah mulai membantu pekerjaan rumah dan merawat orang tuanya. Sebelum mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (Gaokao), sementara teman-temannya fokus belajar, Pang mencari barang-barang bekas untuk dijual agar bisa membantu keluarga.
Sekarang, di usianya yang ke-26, Pang sedang menempuh pendidikan S3 di bidang Instrumen Presisi di Universitas Tsinghua. Sebagai mahasiswa berprestasi, ia sudah menerbitkan beberapa tulisan ilmiah di jurnal-jurnal terkemuka di Tiongkok.
Pada 10 Mei, pemerintah kampung halaman Pang, yaitu Kabupaten Wuqiao di Provinsi Hebei, mengumumkan Pang diangkat sebagai ahli think-tank sekaligus duta budaya dan pariwisata, menurut laporan Hebei Economic Daily.
Ibu Pang, yang paling berpengaruh dalam hidupnya, meninggal dunia pada tahun 2020 saat berusia 48 tahun. “Saat ibu saya masih hidup, saya kesulitan mengungkapkan perasaan saya kepadanya,” kata Pang. “Mungkin saya akan berkata, ‘Ibu, lihat, saya sudah berhasil.’”
Dia juga menyebutkan kakek-neneknya adalah sumber utama dukungan keuangan keluarga karena kondisi kesehatan orang tuanya yang kurang baik. Sejak kecil, Pang selalu menjadi siswa berprestasi dengan nilai sangat baik.
“Anak ini adalah harapan terbesar dalam hidup saya. Saya tidak pernah sekolah sehari pun, jadi saya sangat mengagumi orang yang berpendidikan. Saya hanya selalu menyemangatinya untuk belajar dengan giat,” kata ibu Pang, Pang Zhiqin, kepada media.
Pang junior dipuji media karena sikap optimistisnya yang dia pelajari dari ibunya. “Ibu saya selalu mendorong saya untuk tetap optimistis. Dia percaya kita harus selalu melihat ke depan. Dia selalu tersenyum setiap hari, jadi kenapa saya harus terus bersedih?” kata Pang.
Bulan lalu, sebuah pernyataannya yang ia sampaikan saat pidato di Tsinghua — “Misi generasi kami adalah melayani negara melalui penelitian ilmiah” — menjadi topik hangat di media sosial.
Peran baru Pang di kampung halamannya dengan cepat menarik perhatian di dunia maya.
Banyak komentar di sosial media yang mendukungnya, “Semoga Zhongwang diberkati. Dia sudah melewati banyak kesulitan, dan hidupnya pasti akan terus membaik,” komentar salah satu pengguna online.
Pengguna lain menulis: “Pemuda yang luar biasa! Kisahnya akan menginspirasi anak-anak dari latar belakang kurang beruntung untuk belajar dengan tekun dan mengubah nasib mereka.” (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News