Pecatur muda Shafira Devi Herfesa. DOK Kemenpora
Pecatur muda Shafira Devi Herfesa. DOK Kemenpora

Shafira Devi Harfesa Lolos ke Piala Dunia 2025, Ikut Kejuaraan Catur Sejak Kelas 2 SD

Renatha Swasty • 13 Mei 2025 13:24
Jakarta: Perjalanan pecatur muda Shafira Devi Herfesa menembus Piala Dunia Catur FIDE Women’s World Cup 2025 butuh belasan tahun dan dedikasi. Shafira menggeluti dunia catur sejak usia tiga tahun.
 
Awalnya, dia diperkenalkan catur oleh sang ayah yang merupakan atlet catur pada tahun 2000-an. Dia lalu mengikuti ajang kompetisi catur sejak kelas 2 SD.
 
Dari sana, Shafira mulai meraih berbagai gelar juara hingga akhirnya mampu menuju pelatihan nasional (pelatnas) catur. Dia juga mewakili Indonesia di berbagai ajang internasional.

"Awalnya dikenalin catur sama ayah pas masih kecil usia 3 tahun. Kelas 2 SD suka ikut kejuaraan tingkat kecamatan. Dan sekarang di pelatnas junior sejak Agustus 2023," kenang Shafira dikutip dari laman Kemenpora, Selasa, 13 Mei 2025.
 
Kualifikasi Piala Dunia Catur 2025 Zona 3.3 (wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara) diadakan di Ulaanbaatar, Mongolia pada 22 April-2 Mei 2025. Indonesia mengirim enam pecatur, yakni empat pecatur putra dan dua pecatur putri.
 
Shafira awalnya tak diunggulkan berkompetisi dengan para pecatur dari Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, dan Mongolia. Keberhasilannya mewakili Indonesia pada kejuaraan itu menjadi kejutan bagi Indonesia.
 

Perempuan kelahiran 13 Desember 2008 ini, merupakan satu-satunya pecatur tanpa gelar internasional yang berhasil menembus tiga besar Asian Zone 3.3 dan berhak atas tiket lolos ke Piala Dunia Catur FIDE Women’s World Cup 2025 di India pada Oktober 2025.
 
Di babak penentuan Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 itu, Shafir sukses menaklukkan Woman Grandmaster (WGM) Turmunkh Munkhzul, pecatur tuan rumah. Kemenangan itu membuatnya kokoh di klasemen akhir dengan 7 poin dari 9 babak, mengungguli WGM Janelle Mae Frayna dari Filipina dan WCM Bayasgalan dari Mongolia.
 
Keberhasilan ini tak hanya mendongkrak namanya di dunia catur Asia Tenggara dan sekitarnya, tetapi juga mempersembahkan gelar Woman International Master (WIM).
 
"Alhadmulillah senang dan bangga. Kemarin pas sebelum ke babak terakhir itu saya sebenarnya posisinya masih di nomor empat. Nah, waktu itu saya ketemu yang nomor satu, saya harus menang supaya setidaknya masuk tiga besar dan yang posisinya nomor dua itu harus kalah supaya saya bisa naik," tutur dia.
 
"Kemudian ternyata saya menang sama yang nomor satu dan yang posisi dua kalah, sisa yang nomor tiga. Saya saing bersaing dengan poin sama dengan yang nomor tiga akhirnya adunya ke TB 1 dan alhamdulillah saya menang," kata pelajar yang masih menempuh pendidikan di SMPN 4 Depok, Sleman, Yogyakarta ini.
 
Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menyebut prestasi Shafira menunjukkan proses regenerasi PB Percasi berada di jalur yang benar.
 
"Tanggal 1 Mei lalu kita bersyukur ada anak kita menjadi juara di Zona Asia dari Sleman. Tapi lebih dari itu, generasi pecatur baru telah lahir. Menjadi juara zona hanya tiga putri dari Indonesia yakni Irene Kharisma, Medina dan ini Shafira," ujar Utut Adianto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan