Hellen Kurniati, peneliti LIPI spesialis amfibi dan reptil, medcom.id - Citra Larasati
Hellen Kurniati, peneliti LIPI spesialis amfibi dan reptil, medcom.id - Citra Larasati

Spesial Hari Kartini

Bagi 'Kartini LIPI', Buaya adalah Reptil Penakut

Citra Larasati • 22 April 2018 13:34
Jakarta: Perjalanan karir 30 tahun menjadi peneliti perempuan spesialis herpetofauna, membuat Hellen Kurniati paham betul luar dalamnya hewan amfibi dan reptil, tidak terkecuali buaya. Ia membocorkan 'rahasia' di balik kebuasan buaya, yang sesungguhnya adalah reptil penakut.
 
Hellen, salah satu 'Kartini' yang memilih bidang tak biasa dalam kariernya sebagai peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Keluar masuk medan yang sulit, berkawan akrab dengan ular bahkan buaya, menjadi hal yang biasa baginya.
 
"Berbeda dengan pawang buaya, kalau pawang buaya kerjanya mengusir buaya, saya malah suka nyamperin buaya," seloroh Hellen di Jakarta. 

Hal itu juga yang membuat perempuan kelahiran Jakarta ini enggan mengajak pawang buaya saat turun ke sungai. Sebab tugasnya adalah berburu buaya untuk menghitung populasi binatang tersebut.  
 
"Saya enggak suka ribet. Kalau turun ke sungai hanya cukup ada perahu, bensin, dan pengemudi. Enggak ribet ini itu," ujar Hellen.
 
Menurutnya, kunci utama menjadi peneliti spesialis hewan amfibia dan reptilia adalah berani. "Berani pegang ular itu syarat utama, kalau ada yang masuk laboratorium geli-geli pegang ular, Saya suruh keluar," tegas Hellen.
 
Bergelut puluhan tahun dengan buaya, membuat Hellen hafal betul luar dalamnya binatang yang hidup di dua alam tersebut.  Salah satunya adalah sifat penakut yang sebenarnya dimiliki buaya.
 
"Buaya itu menyerang karena dia takut, rasa ketakutannya tinggi, dengar suara sedikit langsung menyerang. Makanya kalau menyusur sungai itu paling aman pakai dayung," kata Hellen.
 
Saat ini, Hellen lebih banyak kerja di penangkaran, di mana banyak buaya muara dibiakkan di sana.  "Di penangkaran sekarang ini Saya mengurusi standar penangkaran dan lain sebagainya," ujar Hellen.
 
Tak jarang Hellen juga membantu banyak bayi buaya keluar dari telurnya. Bahkan karena kegiatannya itu pula, Hellen pernah digigit oleh bayi buaya.  
 
"Buaya itu sudah buas sejak lahir. Saat membantu mereka keluar dari cangkang saja, jempol saya digigitnya," ujar lulusan Biologi Universitas Indonesia ini.
 
Meski perempuan, Ia mengaku tidak pernah mendapat ataupun meminta diperlakukan khusus oleh teman satu timnya.  "Saya diperlakukan sama, kebetulan karena saya tidak takut dengan buaya," tutup Hellen.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RRN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan