Peneliti Universitas Jember yang dipimpin Iis Nur Asyiah. DOK Unej
Peneliti Universitas Jember yang dipimpin Iis Nur Asyiah. DOK Unej

Iis Nur Aisyah Peneliti UneJ, Temuan Pupuk Hayati Membawanya Terbang Ke Paris

Renatha Swasty • 21 Oktober 2022 12:58
Jakarta: Peneliti Universitas Jember (Unej) yang dipimpin Iis Nur Asyiah berhasil menemukan pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda pertama di Indonesia. Pupuk yang diberi nama BRE-4 ini selain berhasil mengendalikan nematoda parasit pada tanaman, ternyata sukses menyuburkan tanaman bahkan meningkatkan produktivitas tanaman. 
 
Ada proses panjang yang menyiratkan kerja keras dan ketekunan di balik kesuksesan penemuan BRE-4. Proses penelitian sudah dimulai pada 2010, bahkan bisa ditelusuri sejak 2002.
 
Penelitian nematoda sudah ia lakukan sejak 2002 saat menempuh kuliah S3. Kebetulan saat itu ada serangan Globodera rostochiensis atau nematoda sista kentang untuk pertama kalinya pada tanaman kentang di Batu.

"Karena pada saat itu belum ada penelitian mengenai nematoda sista kentang, maka promotor saya menganjurkan agar saya melakukan penelitian. Itulah kali pertama saya berkenalan dengan nematoda yang kemudian berlanjut ke penelitian nematoda yang lain,” ujar Iis yang menyelesaikan program Doktornya di Program Studi Biologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dikutip dari laman unej.ac.id, Jumat, 21 Oktober 2022. 
 
Pepatah proses tak akan mengkhianati hasil dibuktikan oleh Iis. Ketekunannya meneliti nematoda membuahkan inovasi, bahkan membawanya ke Paris, Prancis. Iis mempresentasikan hasil penelitiannya di ajang Konggres Nematologi Internasional ke-7 yang digelar di Paris, Prancis pada 1-6 Mei 2022. 
 
Pada 2010, Iis berkolaborasi bersama peneliti dari Kementerian Pertanian dan Universitas Padjadjaran meneliti nematoda. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ini mengeksplorasi rhizobakteri dan bakteri endofit yang memiliki kemampuan menyuburkan tanaman sekaligus mengendalikan nematoda parasit tanaman.
 
Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa isolat bakteri yang empat di antara potensi yang lebih unggul dari yang lainnya. Keempat isolat bakteri tersebut kemudian teridentifikasi sebagai Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
 
Pada 2020, penelitian yang dikerjakan oleh Iis mendapatkan pendanaan dari Program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) LPDP Kemenkeu RI dan dana hibah internal melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Iis lantas menggandeng koleganya dari Fakultas Pertanian Universitas Jember di antaranya bersama Sugeng Winarso, Lenny Widjayanthi, dan A Pandu Pradana. 
 
Dukungan pun mengalir dari Puslit Kopi dan Kakao serta CV Tiga Kreasi Bersama yang kebetulan dimiliki oleh alumnus Universitas Jember. Penelitian inilah yang kemudian melahirkan pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda pertama di Indonesia yang dinamakan BRE-4.
 
“Alhamdulillah berkat penelitian BRE-4 saya diundang oleh European Society of Nematologists yang menggelar konggres nematologi internasional ke-7 yang digelar di Paris, Prancis pada 1-6 Mei 2022. Dan yang membanggakan lagi, beberapa peneliti tertarik melakukan kolaborasi dengan tim peneliti Universitas Jember, di antaranya dari tim peneliti Michigan State University Amerika Serikat. Bahkan peneliti dari Vietnam sudah minta agar BRE-4 diekspor ke negaranya,” tutur dosen asli Garut yang lama menuntut ilmu di Yogyakarta ini.
 
Iis juga mengungkap resep bisa tekun meneliti. Salah satunya, peneliti harus memiliki semangat berjuang dan pantang menyerah. Prinsip yang yang didapat saat mondok di Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta pda 1985 hingga 1994. 
 
“Tentu saja keberhasilan ini semata karena rida Allah SWT dan dukungan kolega, dosen, dan mahasiswa termasuk dukungan lembaga penelitian di berbagai lembaga seperti Puslit Kopi dan Kakao, BALITSA, dan BALITRI Kementan, dan banyak pihak lainnya,” ungkap Iis.
 
Keberhasilan menemukan inovasi pupuk hayati sekaligus pengendali nematoda pertama di Indonesia tidak lantas membuat Iis berhenti meneliti. Kini, Iis sudah berancang-ancang melakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan agen pengendali hayati lain untuk nematoda, seperti Nematode Trapping Fungi (NTF) dan Nematoda Tungau Predator. 
“Semoga inovasi kami benar-benar dapat menjadi solusi bagi petani Indonesia agar lebih berdaya dan sejahtera,” tutur dia.
 
Ketekunan Iis meneliti nematoda mendapatkan apresiasi dari Rektor Universitas Jember Iwan Taruna. Iwan menyebut keberhasilan Iis dapat menjadi contoh bagi dosen lainnya untuk terus berkarya, meneliti, dan berinovasi yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas. 
 
“Salut untuk Bu Iis dan kawan-kawan, semoga akan diikuti kolega lainnya. Hasil penelitian ini kemudian dihilirisasi agar dapat dirasakan manfaatnya oleh lembaga, peneliti, dan terlebih lagi bagi masyarakat luas. Inovasi Bu Iis dan kawan-kawan ini menjadi hadiah untuk Dies Natalis ke-58 Universitas Jember,” ujar Iwan.
 
Baca juga: Pupuk Hayati BRE-4 Bikinan Peneliti Unej Terbukti Tingkatkan Pertumbuhan Padi  

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan