Fahri mesti mengikuti seleksi tahap akhir setelah itu. Dia mesti tes wawancara.
Rintangan kembali dihadapi. Sebab, waktu tes berbarengan dengan kegiatan yang tak bisa ditinggal.
"Saya bilang maaf saya tidak bisa ikut karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal. Ternyata saya dijadwalkan kembali tes wawancara, akhirnya tes,"
Fahri berhasil menjadi Guru Penggerak. Dia merupakan satu dari 132 Guru Penggerak di Makassar. Khusus SMA/SMK terdapat 21 Guru Penggerak.
Setelah terpilih, Fahri mesti mengikuti pendidikan Guru Penggerak, seperti Lokakarya Nol hingga pendampingan individu. Dalam pendidikan itu, Fahri mengaku mendapat banyak pelajaran khususnya filosofi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
"Pada saat saya mendapat filosofi Ki Hadjar Dewantara ini, saya terkesan dengan satu kata 'menuntun'. Dalam artian kita sebagai guru, kita hanya bisa menuntun peserta didik kita," tutur Fahri.
Dia mengaku sebelum mengenal Guru Penggerak kerap memaksakan anak didiknya sesuai keinginannya. Terlebih, dia ingin anak didiknya selalu mendapat nilai yang bagus.