Dirjen GTK, Kemendikbud, Iwan Syahril.
Dirjen GTK, Kemendikbud, Iwan Syahril.

Wawancara Khusus Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril

Orientasi Utama Guru: Siswa, Siswa, Siswa

Citra Larasati • 26 November 2020 14:12
Jakarta:  Hari Guru Nasional (HGN) 2020 diperingati di tengah kondisi pandemi covid-19.  Suasana pandemi covid-19 turut berdampak kepada seluruh bidang kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. 
 
Kondisi pembelajaran di masa sulit ini pun tidak berlangsung secara normal dan terpaksa digelar secara jarak jauh, baik itu luring maupun daring.  Banyak pilihan untuk menyerah pada keadaan tersebut, namun semua pihak baik siswa, orang tua, hingga guru memilih untuk bangkit dan melanjutkan bakti dan tugasnya. 
 
Dalam peringatan HGN tahun ini, Medcom.id melakukan wawancara khusus dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril untuk memotret capaian juga rencana pemerintah dalam dalam meningkatkan peran guru di masa pandemi.  Berikut petikan wawancaranya:

T:  Tema apa yang Kemendikbud ambil untuk peringatan HGN 2020 dan apa makna dari tema tersebut? 
 
J:  Tema yang diambil adalah “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar”.  Tema ini bermakasud memotivasi dan membangkitkan semangat guru untuk terus berjuang mengupayakan kelanjutan pembelajaran kepada anak-anak Indonesia dengan semua keterbatasan, serta terus mewujudkan program-program kebijakan Kemendikbud, Merdeka Belajar.
 
T:  Bagaimana menyinergikan tema HGN ini hingga ke daerah?
 
Kemendikbud juga mengimbau agar instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat menyelenggarakan dan  memperingati serta  memeriahkan Hari Guru Nasional Tahun 2020 secara kreatif.  Kemudian juga menjaga dan membangkitkan semangat belajar di masa darurat covid-19, mendorong pelibatan dan partisipasi publik, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid-19. 
 
T:  Tahun-tahun sebelumnya HGN dirayakan secara besar-besaran, mengundang para guru dari seluruh Indonesia untuk berkumpul di stadion dan sebagainya. Perayaan tahun ini di tengah pandemi, sepert apa agendanya?
 
J:  Peringatan HGN kali ini memang dilakukan di tengah suasana keprihatinan dalam masa pandemi covid 19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran (SE) dengan nomor 115583/MPK.A/TU/2020 berisi pedoman peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2020 di tengah masa pandemi covid-19.
 
 

 
Dalam rangkaian HGN 2020,  Kemendikbud menyelenggarakan Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020 pada 25 November 2020 pukul 08.00 WIB. Upacara digelar secara tatap muka, terbatas, minimalis, dan memperhatikan protokol kesehatan, pencegahan penyebaran covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah.
 
Baca juga:  Nadiem: Profesi Guru Mulia dan Terhormat
 
Kemendikbud juga mengizinkan instansi pusat, instansi daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan RI di luar negeri yang berada dalam kawasan zona hijau dan kuning untuk menyelenggarakan upacara HGN 2020 secara tatap muka, terbatas, dan minimalis dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
 
Sedangkan instansi dan satuan pendidikan di daerah yang berada dalam wilayah zona oranye dan merah, diimbau untuk mengikuti jalannya upacara bendera melalui siaran langsung di kanal YouTube Kemendikbud RI dari tempat tinggal masing-masing. Kemendikbud juga menggelar  peringatan HGN 2020 di TVRI atau kanal YouTube Kemendikbud, pada Rabu malam, 25 November, dimulai pada pukul 19.00 WIB
 
T:  Apa saja tantangan guru yang paling relevan saat ini menurut Anda?
 
J:  Tantangan terbesar bagi guru saat ini adalah perubahan mindset. Ada tiga orientasi utama seorang guru sebagai seorang profesional, yaitu: siswa, siswa, dan siswa. Hal ini sesuai dengan filosofi Pendidikan Indonesia sebagaimana yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
 
Baca juga:  Hari Guru Nasional di Tengah Pandemi, Ini Pesan Nadiem Makarim
 
Menjadi seorang guru adalah menjadi teladan, menjadi pembangkit semangat, dan menjadi pemberdaya siswa menuju kemandirian, atau menjadi manusia-manusia yang merdeka. Dalam berorientasi kepada siswa.  Seorang guru memahami bahwa masing-masing anak memiliki kodratnya masing-masing, keunikannya masing-masing.
 
Guru itu diibaratkan sebagai petani dan anak itu diibaratkan bibit yang didapatkan sang petani. Ketika seorang petani mendapatkan bibit padi, maka tumbuhkanlah bibit tersebut menjadi padi, dan jadikan ia padi yang terbaik. Jika ia mendapat bibit jagung, maka tumbuhkanlah ia menjadi jagung, dan jadikan ia jagung yang terbaik.
 
Jangan mendapatkan bibit padi, lalu berharap bibit tersebut tumbuh sebagai jagung. Jangan pula memelihara jagung dengan cara menumbuhkan padi. Jagungnya tidak akan tumbuh dengan baik.  Karena itu, menjadi guru adalah menjadi pembelajar tak berkesudahan.
 
Ia tidak akan pernah berhenti belajar karena bibit-bibit yang dititipkan kepadanya tidak pernah sama dari waktu ke waktu. 
 
T:  Sejak Anda menjabat sebagai Dirjen GTK, bolehkah kami tahu hasil belanja Anda tentang ragam persoalan guru yang berhasil dideteksi selama ini.  Apa sajakah itu?
 
J:  Pertama, Saya baru enam bulan menjadi Dirjen karena Saya dilantik di Mei 2020. Jadi masih setengah setahun. Persoalan guru dan tenaga kependidikan dapat dibagi dalam masalah tata kelola dan kualitas.
 
 

 
Dalam hal tata kelola, kita harus memiliki supply and demand yang seimbang. Saat ini kita membutuhkan satu juta guru di sekolah negeri. Karena itu, kita merencanakan untuk melakukan seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di tahun 2021 untuk menjawab kebutuhan tersebut.
 
T:  Sudah sampai mana tahapan perencanaan rekrutmen satu juta PPPK itu?
 
J:  Dalam hal tata kelola guru ini, sinergitas antarkementerian dan lembaga pemerintah lain menjadi sangat penting karena pendidikan termasuk yang sudah didesentralisasi. Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Kementerian PAN-RB, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Badan Kepegawaian Negara, dan seluruh pemerintah daerah dalam mengupayakan tata kelola guru dan tenaga kependidikan yang lebih baik.
 
Baca juga:  PGRI: Jangan Ada 'Guru Honorer Siluman' Lolos Seleksi PPPK
 
Mudah-mudahan kerja sama ini akan terus berjalan dengan lancar sehingga keseimbangan supply and demand guru bisa kita capai. Dengan adanya tata kelola yang baik, kesejahteraan dan kualitas guru akan dapat lebih terjamin. 
 
T:  Ada target satu juta guru honorer yang bakal diangkat jadi melalui skema PPPK.  Rekrutmen ini ditargetkan selesai berapa tahun?
 
J:  Saat ini kita membutuhkan satu juta guru. Karena itu dibutuhkan satu juta formasi. Formasi ini harus diajukan oleh pemerintah daerah. Harapan kami adalah pemerintah daerah dapat mengajukan formasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhannya sehingga target satu juta formasi bisa tercapai. 
 
Sesudah itu, pemerintah melalui Panitia Seleksi Nasional ASN PPPK, akan melakukan seleksi. Guru-guru diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi P3K ini hingga tiga kali untuk membuktikan kelayakan kompetensinya sebagai ASN PPPK.
 
T:  Harapan Anda dari seleksi ini apa?
 
J:  Harapan Kemendikbud tentunya kebutuhan guru ini bisa segera terisi dengan guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik. Tujuan kita pada akhirnya adalah supaya anak-anak kita mendapat pendidikan yang semakin baik dan berkualitas. 
 
T:  Tahun depan disiapkan kuota untuk berapa orang?
 
J:  Jumlah formasi yang akan diisi untuk tahun depan sangat tergantung kepada pengajuan formasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Saat ini baru sekitar 200 ribu formasi yang sudah diajukan dari target satu juta tersebut. Karena itu, kami terus mendorong pemerintah daerah untuk segera mengajukan formasi ini. Tenggat waktunya 31 Desember 2020.
 
 

 
T:  Setiap HGN seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan selalu menyinggung tentang kualitas guru yang masih rendah.  Tanggapan Anda soal ini bagaimana?
 
J:  Terkait dengan masalah kualitas, kita perlu terus mendorong terciptanya ekosistem belajar guru. Pertama, kita mengembangkan program kepemimpinan sekolah yang lebih baik. Kepemimpinan sekolah haruslah berfokus kepada kepemimpinan pembelajaran yang berorientasi kepada murid. 
 
Pemimpin sekolah adalah seorang instructional leader yang bisa menjadi teladan dalam melakukan pembelajaran yang berorientasi kepada murid sesuai dengan kebutuhannya, atau teach at the right level. 
 
Kedua, kita mendorong terciptanya komunitas-komunitas guru sehingga guru dapat terus mengembangkan kompetensinya dalam melayani muridnya. Pembelajaran guru pun tidak boleh one size fits all, harus terdiferensiasi sesuai dengan level kompetensi gurunya dan konteks yang ia hadapi. Yang paling penting, pembelajaran guru haruslah dikaitkan dengan tantangan yang ia hadapi dalam mendukung pembelajaran siswa. 
 
Dengan demikian, asesmen dampak pembelajaran guru haruslah pada sejauh mana ia meningkatkan kualitas pembelajaran siswanya.   
 
T:  Harapan dan pesan untuk HGN 2020?
 
J:  Kondisi pandemi covid-19 ini tentu banyak membuat kita tidak berdaya. Ada opsi untuk menyerah, namun ada opsi untuk bangkit dan berjuang. Saya melihat luapan energi positif dari guru-guru Indonesia untuk terus berjuang mengupayakan berbagai cara agar pembelajaran murid-murid tercinta tidak terhenti.
 
Ini adalah keteladanan yang luar biasa dan menjadi inspirasi bagi kita semua. Teruslah bangkitkan semangat dan bersatu untuk anak-anak Indonesia!  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan