Dirjen GTK, Kemendikbud, Iwan Syahril.
Dirjen GTK, Kemendikbud, Iwan Syahril.

Wawancara Khusus Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril

Orientasi Utama Guru: Siswa, Siswa, Siswa

Citra Larasati • 26 November 2020 14:12

 
Dalam rangkaian HGN 2020,  Kemendikbud menyelenggarakan Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2020 pada 25 November 2020 pukul 08.00 WIB. Upacara digelar secara tatap muka, terbatas, minimalis, dan memperhatikan protokol kesehatan, pencegahan penyebaran covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah.
 
Baca juga:  Nadiem: Profesi Guru Mulia dan Terhormat

Kemendikbud juga mengizinkan instansi pusat, instansi daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan RI di luar negeri yang berada dalam kawasan zona hijau dan kuning untuk menyelenggarakan upacara HGN 2020 secara tatap muka, terbatas, dan minimalis dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
 
Sedangkan instansi dan satuan pendidikan di daerah yang berada dalam wilayah zona oranye dan merah, diimbau untuk mengikuti jalannya upacara bendera melalui siaran langsung di kanal YouTube Kemendikbud RI dari tempat tinggal masing-masing. Kemendikbud juga menggelar  peringatan HGN 2020 di TVRI atau kanal YouTube Kemendikbud, pada Rabu malam, 25 November, dimulai pada pukul 19.00 WIB
 
T:  Apa saja tantangan guru yang paling relevan saat ini menurut Anda?
 
J:  Tantangan terbesar bagi guru saat ini adalah perubahan mindset. Ada tiga orientasi utama seorang guru sebagai seorang profesional, yaitu: siswa, siswa, dan siswa. Hal ini sesuai dengan filosofi Pendidikan Indonesia sebagaimana yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
 
Baca juga:  Hari Guru Nasional di Tengah Pandemi, Ini Pesan Nadiem Makarim
 
Menjadi seorang guru adalah menjadi teladan, menjadi pembangkit semangat, dan menjadi pemberdaya siswa menuju kemandirian, atau menjadi manusia-manusia yang merdeka. Dalam berorientasi kepada siswa.  Seorang guru memahami bahwa masing-masing anak memiliki kodratnya masing-masing, keunikannya masing-masing.
 
Guru itu diibaratkan sebagai petani dan anak itu diibaratkan bibit yang didapatkan sang petani. Ketika seorang petani mendapatkan bibit padi, maka tumbuhkanlah bibit tersebut menjadi padi, dan jadikan ia padi yang terbaik. Jika ia mendapat bibit jagung, maka tumbuhkanlah ia menjadi jagung, dan jadikan ia jagung yang terbaik.
 
Jangan mendapatkan bibit padi, lalu berharap bibit tersebut tumbuh sebagai jagung. Jangan pula memelihara jagung dengan cara menumbuhkan padi. Jagungnya tidak akan tumbuh dengan baik.  Karena itu, menjadi guru adalah menjadi pembelajar tak berkesudahan.
 
Ia tidak akan pernah berhenti belajar karena bibit-bibit yang dititipkan kepadanya tidak pernah sama dari waktu ke waktu. 
 
T:  Sejak Anda menjabat sebagai Dirjen GTK, bolehkah kami tahu hasil belanja Anda tentang ragam persoalan guru yang berhasil dideteksi selama ini.  Apa sajakah itu?
 
J:  Pertama, Saya baru enam bulan menjadi Dirjen karena Saya dilantik di Mei 2020. Jadi masih setengah setahun. Persoalan guru dan tenaga kependidikan dapat dibagi dalam masalah tata kelola dan kualitas.
 
 
Halaman Selanjutnya
Dalam hal tata kelola, kita…
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan