Jakarta: Founder Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) Hendri Satrio (Hensat) menyebut sikap kritis masyarakat semakin meningkat. Meski ada upaya untuk mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap kontestan Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024, salah satunya melalui bantuan sosial (bansos).
Hal itu disampaikan Hensat menyikapi elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Pilpres 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (
Prabowo-Gibran). Menurut dia, pilihan masyarakat tak bisa dibeli dengan
bansos.
“Jadi kecerdasan masyarakat bahwa tidak mudah dibeli suaranya, ditukar suaranya dengan bansos atau hadiah-hadiah lain," kata Hensat kepada
Media Indonesia, Selasa, 9 Januari 2024.
Dia mengungkapkan elektabilitas yang dimiliki Prabowo-Gibran limpahan dari berbagai program pemerintah. Namun, hal itu belum bisa membuat tingkat keterpilihan paslon nomor urut 02 itu mencapai 50 persen.
“Ya memang, sangat mungkin apa yang didapat oleh Prabowo-Gibran elektabilitas saat ini adalah limpahan dari program Pak Jokowi. Itu termasuk bansos,” ungkap dia.
Dia bersyukur sikap kritis masyarakat meningkat. Hal itu dinilai tersebut dinilai sebagai sesuatu yang baik.
"Itu merupakan angin segar untuk demokrasi,” ujar dia.
Sementara itu, koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Ari Dwipayana, memastikan pemberian bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah tidak terkait dengan pemilihan umum (pemilu). Pembagian bansos dilakukan karena dampak fenomena el nino yang berkepenjangan.
"Kaitannya dengan situasi yang kita hadapi, terutama berhadapan dengan El Nino dan kenaikan harga pangan," ujar Ari kepada wartawan, Selasa, 9 Januari 2024.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))