Jakarta: Tim kolaborasi antar media
cekfakta.com, meluncurkan program "Live Factcheck" pada debat Calon Presiden 2019 putaran kedua yang digelar malam ini, Minggu, 17 Februari 2018. Sebanyak 24 delegasi media berkumpul dalam satu ruang redaksi berkolaborasi memeriksa fakta dan data dari kedua kandidat.
Kepala Google News Lab in the Asia-Pacific Region, Irene J Liu mengatakan,
cekfakta.com merupakan proyek kolaborasi antar media terbesar di dunia. Menurut Irene, belum ada kolaborasi media yang bekerja bersama-sama di dalam satu ruang redaksi.
"Saya tidak pernah melihat yang benar-benar di suatu ruangan ada redaksi yang berbeda-beda melakukan kerja sama, berkolaborasi. Jadi sebenarnya kalian membuat sejarah, saya bangga terhadap kalian," kata Irene di Kantor Google Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Februari 2019.
Irene mengatakan, kerja sama ini akan mempermudah kerja para pewarta dalam memverifikasi data. Kerja sama ini juga membuat kegiatan verifikasi menjadi lebih efisien.
"Diharapkan ada lebih banyak fakta yang bisa diverifikasi ketimbang mengerjakan sendiri-sendiri di ruang redaksi masing-masing," harap Irene.
Ketua Komite Fact Checker dari MAFINDO Aribowo Sasmito menjelaskan, "Live Factcheck" kali ini merupakan pertama kali dilakukan oleh tim
cekfakta.com. Pada debat pertama, kerja tim masih dilakukan dari ruang redaksi masing-masing media.
Dengan berkumpulnya perwakilan media di satu ruang redaksi akan membuat kerja verifikasi lebih terkoordinasi. Selain itu, tim cek fakta juga menghadirkan pakar-pakar yang sesuai dengan bidangnya menjadi pemeriksa sebelum hasil cek fakta dipublikasikan.
"Berbeda dengan yang pertama, kali ini persiapan lebih detail. Run down sudah diinformasikan, pembagian tugas sudah dibagikan, dan nanti sebelum "Live Factcheck" dimulai akan ada simulasi, diharapkan di pelaksanaan nanti malam dengan koordinasi dan perencanaan ini "Live factcheck" akan berjalan dengan lebih baik," kata Ari, Minggu 17 Februari 2019.
Ari mengaku, mewujudkan kolaborasi antar media bukan perkara gampang. Dengan membawa semangat memerangi hoaks,
cekfakta.com bisa menyatukan banyak media untuk bekerja bersama memerangi hoaks.
"Karena tidak mudah untuk media berkumpul dengan kesibukan dan pride masing-masing untuk bersatu menyampingkan segala perbedaan dan kompak menjalankan sesuatu dengan tujuan yang sama, yaitu upaya pemberantasan hoaks," tutur dia.
(Baca juga:
Medcom.id Bergabung dengan CekFakta.com)
Dalam kesempatan berbeda, Pemimpin Redaksi Medcom.id Abdul Kohar mengirim tiga jurnalis untuk bergabung bersama aliansi media melakukan proses pemeriksaan fakta maupun data yang disampaikan oleh para capres. Jurnalis yang diutus sudah memiliki jam terbang dalam bidang verifikasi jurnalistik, bahkan ada yang sudah beberapa tahun menjadi koordinator tim investigasi Medcom.
Kohar menyebut cek fakta menjadi penting sebab siapa pun yang ingin berkontestasi dalam proses demokrasi harussiap diuji keahihan fakta dan data yang disampaikan. Termasuk yang disampaikan para capres dalam debat nanti malam.
"Dengan begitu, diharapkan publik juga bisa lebih mengetahui, misalnya tentang realistis atau tidaknya janji capres, masuk akal atau tidak berdasarkan data yang dipaparkan, pada akhirnya mereka bisa menjadi pemilih yang lebih cerdas," imbuh dia.
Menurut Kohar, kehadiran tim Cek Fakta akan membuat tim capres lebih jelas dalam merumuskan fakta-fakta dan data untuk ditampilkan. Tim kandidat tidak bisa lagi sembrono menampilkan data dan fakta maupun pernyataan yang bisa menyebabkan disinformasi yang berujung kesalahpahaman.
"Ini juga jadi pembelajaran bagi para elite di negeri ini untuk juga lebih berhati-hati dan paham tentang betapa bahayanya penyesatan fakta dan ketidakakuratan data. Jika publiknya sudah terbiasa dengan cek fakta, masak iya elitenya tetap akan memaksakan hal-hal keliru kepada publik? Nanti malah ditertawakan publik," pungkas Kohar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))