Jakarta: Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin heran dengan tudingan pelecehan veteran dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab, adegan 'Siap Presiden' yang diperagakan TKN sama sekali tak berkaitan dengan pejuang yang dimaksud BPN.
"Dari sisi mana kita merendahkan pejuang, itu kan bagian dari penghormatan kita kepada Presiden," kata Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding saat dihubungi, Selasa, 30 April 2019.
Ia melihat tudingan yang dialamatkan koordinator juru bicara BPN Dahnil Anzar itu tak tepat. Sebab yang dihormati TKN memang Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Praktis, tak ada yang salah dari adegan 'Siap Presiden' itu.
"Tidak melanggar apapun, tidak berniat apapun terhadap kejadian itu. Jadi apa yang disampaikan BPN terlalu berlebihan, terlalu berlebihan," tegas Karding.
Lebih lanjut ia menduga ada sesuatu yang membuat Dahnil bersikap sangat reaktif. Karding mengimbau Dahnil supaya lebih santai menghadapi keseharian sebagai tim sukses.
Baca: BPN Sayangkan Video 'Siap Presiden' Kubu TKN
Sebab, apa yang dilakukan TKN sama sekali tak melanggar kaidah apapun. Malah secara substansi, penghormatan tersebut tepat sasaran.
"Yang enggak boleh adalah orang bukan presiden dia hormat disebut, 'siap presiden' itu enggak boleh. Kalau Pak Jokowi boleh, karena memang Presiden," tandas Karding.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyayangkan beredarnya video adegan 'Siap Presiden' yang diperagakan elite Tim Kampanye Nasional (TKN) di hadapan Presiden Jokowi. Pasalnya, adegan itu dijadikan sebagai bahan gurauan.
Dahnil menyebut, adegan 'Siap Presiden' yang dilakukan elite TKN berbeda dengan para veteran yang hadir di kediaman Prabowo beberapa waktu lalu. Para veteran tersebut datang untuk menghormati Prabowo yang notabene sebagai atasannya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))