Jakarta: Jargon Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024 satu putaran dinilai hanya gertak sambal. Ucapan itu kerap digaungkan kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Istilah desakan satu putaran dari paslon tertentu tidak lebih sebagai
psywar (perang psikologis)," kata mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Februari 2024.
Din mengatakan jargon itu untuk membuat ilusi di tengah masyarakat. Supaya
Prabowo-Gibran terlihat akan menang mudah dengan didukung data empiris.
"Padahal kalau lihat lembaga survei yang menyatakan (elektabilitas Prabowo-Gibran) di atas 50 persen banyak akademisi yang mengatakan
sure-pay (pasti bayar, plesetan survei)," ujar dia.
Din meragukan metodologi dan penarikan sampel yang menyebut elektabilitas
Prabowo-Gibran tinggi. Apalagi, biaya untuk menggelar survei tidak sedikit.
"Itu biaya dari mana? Kalau memang kredibel, bilang sumber pendanaannya," jelas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))