Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI,
Jusuf Kalla (JK), menilai tudingan fitnah oleh kubu tim kampanye nasional (TKN)
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka soal
film Dirty Vote harus dibuktikan. Pembuktian tersebut harus disertai data.
"Semua orang bisa mengatakan fitnah tunjukkan dimana fitnahnya. Semua data dulu keluar baru komentar kan tidak ada hanya pidato saja, semua ada datanya angka angka, tanggal-tanggalnya," kata JK di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 12 Februari 2024.
JK mengatakan sudah menonton film berdurasi 1 jam 57 detik itu dengan tuntas. Dia menekankan data yang dipaparkan dalam film cukup lengkap.
"Semua lengkap jadi ini memberikan, boleh saja mengatakan fitnah tapi yang mana? Karena semua data," ujar JK.
Menurut JK, film itu masih ringan menggambarkan soal dugaan kecurangan di Pemilu 2024. Sebab, masih ada sejumlah peristiwa lain seperti pembagian bantuan sosial (bansos).
"Masih tidak semuanya mungkin baru 25 persen karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung kejadian bagaimana bansos diterima orang bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang," ucap JK.
Dirty Vote adalah film dokumenter yang mengungkap kecurangan pemilu resmi rilis hari ini, Minggu, 11 Februari 2024. Film tersebut disutradarai Dandhy Dwi Laksono.
Dandhy merupakan sutradara dari film fenomenal Sexy Killers. Film itu menceritakan tentang oligarki yang telah menggerogoti sistem demokrasi di Indonesia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))