Jakarta: Selasa 29 Agustus 2023 merupakan puncak ketegangan di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Pasalnya tiga partai, yakni Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS memiliki cara pandang yang sangat berbeda.
Bakal Capres Anies Baswedan diminta Demokrat untuk menetapkan cawapres maksimal pada 3 September. PKS menyampaikan hal senada namun tidak menyebut tanggal.
Sementara Partai NasDem meminta waktu lebih panjang sembari melihat kemungkinan opsi lain terkait cawapres dan langkah politik selanjutnya. Demokrat dinilai akan hengkang jika keinginan mereka tidak diterima.
Kebuntuan pun terjadi. "Dedlock," kata Anies dalam Program Special Interview Metro TV yang ditayangkan pada Selasa, 5 September 2023.
Namun tiba-tiba pada Selasa malam, ia dipanggil Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ia kemudian disodorkan nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk menjadi cawapres.
Bagi Anies, tawaran itu sesuatu yang tidak terpikirkan. Meski pada Juni sebelumnya, ia pernah menawarkan agar Cak Imin diajak bergabung dalam koalisi.
Namun Anies tidak melihat tawarannya dijalankan oleh tiga partai tersebut. Anies lantas pasrah dan tiba-tiba mendapat tawaran dari Surya Paloh yang ternyata kabar baik di tengah kebuntuan internal koalisi.
"Ini deadlock sore tadi (Selasa 29 Agustus 2023). Malamnya saya ketemu. Jadi antara deadlock dan kabar baru ini, jaraknya pendek. Ini seperti yang pernah saya bayangkan mengundang PKB," ujarnya.
Baca juga:
Anies Akui dalam Tekanan saat Tulis Tangan Minta AHY jadi Cawapres
Anies merasa nama Cak Imin sesuai dengan harapannya. Anies akan merasa terbebani jika Surya Paloh menyodorkan nama yang di luar harapannya selama ini.
"(Usai menerima tawaran), saya harus berbicara dengan mereka juga (Partai Demokrat dan PKS)," ungkapnya.
Surya Paloh memberikan dua alternatif yang sama-sama memiliki risiko. Pertama, Anies diberi waktu berkomunikasi dengan dua partai tersebut untuk berdiskusi dan risikonya Cak Imin dapat direbut koalisi lain seketika.
Kedua, Anies diminta mengambil keputusan untuk menjadikan Cak Imin sebagai cawapres dan kemudian memberi tahu keputusan ini kepada dua partai tersebut. Risikonya, kedua partai akan merasa tidak nyaman karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
"Beliau pilih (agar Anies) untuk sepakat dulu dengan Cak Imin lalu kemudian bicara (dengan kedua partai)," ujar Anies.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))