Jakarta: Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate, menyoroti publikasi survei internal Partai Gerindra terkait elektabilitas kandidat Pilpres 2019. Johnny menilai survei internal itu hanya untuk menyenangkan calon presiden (capres) Prabowo Subianto, yang diusung Gerindra.
"Survei internal yang BPN (Badan Pemenangan Nasional) sampaikan ini sifatnya ABS atau asal bapak senang," kata Johnny, Kamis, 11 April 2019.
Johnny meminta BPN Prabowo-Sandiaga Uno mengumumkan secara resmi hasil survei internal itu, termasuk metodologi survei yang digunakannya ke publik. Menurut Johnny, survei internal kubu oposan selama ini seperti samar-samar.
"Ini tabiat BPN, selalu merilis survei internal jika muncul rilis dari lembaga survei kredibel yang mengunggulkan Jokowi-Ma’ruf," ucap Johnny.
Dia menilai, bila BPN tak menjelaskan hasil survei internalnya ke publik, patut diduga hasil jajak pendapat itu tak lebih dari survei ABS. Boleh jadi, lanjut dia, BPN khawatir Prabowo murka bila tahu kondisi elektabilitas yang sebenarnya.
"Karena mungkin BPN takut Prabowo marah seperti saat di podium jika tahu hasil surveinya lebih rendah dibandingkan Jokowi," ucap sekretaris jenderal Partai NasDem itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono, menyebut telah membuat survei internal. Hasilnya, capres nomor urut 02 Prabowo unggul jauh atas Jokowi.
"Kami punya survei internal, 62 persen Prabowo, 38 persen Jokowi. Kita punya asesmen 62 persen. Terus yang selama ini beredar Prabowo-Sandi selalu di angka yang rendah," kata Sugiono
Baca: Gerindra Diminta Buka Metode Survei
Publik pun meminta Gerindra membeberkan metode surveinya itu. Hasil survei tanpa metodologi dinilai sebagai fiksi.
"Jika metodologi penelitian itu tidak dibuka ke publik, hasil survei itu tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata pengajar ilmu politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Sri Budi Eko Wardani, Selasa, 9 April 2019.
Pada umumnya, sebuah survei haruslah memberitahu metode yang digunakan dan jumlah responden yang ditemui. Jika tidak, kata Sri, hasil survei tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Ketika sudah menjadi pengetahuan publik, survei itu harus dibuka, termasuk metodologi penelitiannya sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat harus kritis soal itu, penelitinya pun harus bisa menjelaskan," tutur Sri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))