Jakarta: Penataan transportasi merupakan salah satu janji
Anies Baswedan pada kampanye Pemilihan Gubernur 2017. Tak cuma jadi sekadar janji, calon presiden 2024 (
capres) itu benar-benar menyulap wajah transportasi publik hingga dicintai banyak warga Jakarta.
Sebelum resmi menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta, Anies menyadari salah satu masalah yang dimiliki Jakarta, yakni menjadi kota megapolitan di dunia yang masih tertinggal dalam bidang
transportasi umum.
Hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai masalah kecil. Pasalnya, dengan tidak mumpuninya penataan transportasi publik dapat membuat masyarakat enggan beralih dari kendaraan pribadi mereka. Alhasil, kemacetan pun terus terjadi.
Kurangnya penataan transportasi juga menyebabkan kondisi jalan menjadi semrawut, lantaran banyak transportasi umum seperti angkutan kota (angkot) yang
ngetem sembarangan demi menunggu penumpang.
Dilansir dari buku
Bergerak Dalam Senyap karya Aziz Azthar, Anies Baswedan beserta Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) lantas bergerak membenahi masalah penataan transportasi ini dengan sejumlah upaya.
Integrasi Antar Moda
Upaya pertama yang dilakukan Anies beserta jajaran dan TGUPP adalah menata beberapa stasiun agar terkoneksi dengan layanan bus
Transjakarta. Dalam merealisasikan ini, Anies juga melibatkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Contoh konkret pengintegrasian transportasi di Jakarta antara lain, Stasiun Tebet, Gondangdia, Tanah Abang, dan Palmerah. Integrasi ini membuat penumpang KRL yang turun di stasiun tersebut bisa mudah melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta berukuran lebih kecil daripada bus rute koridor utama.
“Sekarang banyak yang melihat perubahan jika turun dari kereta. Dan integrasi antar-transportasinya juga berlangsung amat smooth,” ujar Anies saat meresmikan Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu, 29 September 2021.
Jak Lingko
Upaya lain adalah menyatukan angkutan kota (angkot) dan bus yang dijalankan perusahaan atau koperasi seperti Kopaja, Metro Mini, Mayasari Bakti, serta angkot KWK dalam satu payung operator yang dikendalikan oleh Pemprov DKI.
Dalam mewujudkannya, TGUPP berjibaku memetakan persoalan sampai akhirnya lahir konsep Jak Lingko. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang terlibat pun menjadi lebih terarah dan tersinkronisasi dalam mengeksekusi konsep tersebut.
“Jak Lingko tidak sedang berusaha menyatukan perusahaan, tetapi bagaimana perusahaan-perusahaan itu berintegrasi dalam kebijakan pemerintah. Kebijakan Jak Lingko lebih kepada satu
policy yang menyatukan, baik secara kelembagaan, integrasi pelayanan, maupun
ticketing,” jelas William Sabandar, Direktur Utama MRT periode 2016-2022.
Melansir laman Dinas Perhubungan (Dishub DKI Jakarta), Jak Lingko menciptakan transportasi terintegrasi yang meliputi integrasi fisik, integrasi layanan, integrasi manajemen, maupun integrasi pembayaran. Contoh transportasi yang sudah terintegrasi adalah armada Mikrotrans (dulunya bernama Angkot) dengan LRT Jakarta.
Integrasi Sistem Operasional
Dalam buku
Bergerak Dalam Senyap dijelaskan bahwa integrasi angkutan umum terbagi menjadi integrasi sarana dan prasarana, serta integrasi sistem operasional. Integrasi sistem operasional sendiri mencakup integrasi tarif, pembayaran, rute dan pelayanan, juga sistem informasi.
Pemprov DKI menciptakan operasional KRL Commuter Line, MRT Jakarta, dan bus Transjakarta yang tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Pembayaran ongkos yang mulanya bersifat tunai, diubah menjadi
cashless.
Sistem pembayaran ini dinilai mampu mengurangi potensi kebocoran pendapatan, serta lebih praktis. Penumpang cukup menempelkan kartu uang elektronik pada mesin pemindai saja. Satu kartu itu juga bisa digunakan untuk naik Transjakarta, KRL Commuter Line, MRT dan LRT Jakarta, dan Jak Lingko.
Selain itu, sistem kejar setoran yang diterapkan angkot dan bus juga diganti menjadi dibayar per kilometer. Para sopir digaji secara layak, sehingga mereka tidak perlu kebut-kebutan di jalan untuk rebutan penumpang. Alhasil, kondisi jalan di Ibu Kota menjadi lebih teratur.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))