Jakarta: Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menilai Badan Pengawas Pemilu (
Bawaslu) masih reaktif ketimbang proaktif dalam menyikapi berbagai pelanggaran pemilu yang terjadi. Padahal, sikap proaktif dan tegas menjadi ujung tombak penegakan keadilan dalam mewujudkan pemilu yang jujur.
"Bawaslu sampai hari ini kami lihat masih terkesan reaktif daripada proaktif. Penindakan atau penyelidikan baru akan dilakukan berdasarkan pelaporan masuk. Sehingga sifatnya kasuistik," ujar juru bicara Timnas AMIN Billy David Nerotumilena, Kamis, 1 Februari 2024.
Ia mengatakan praktik pelanggaran pemilu hari ini terang benderang. Namun, tindakan nyata dari
Bawaslu sangat minim.
"Ini yang menjadi ironi. Semua pelanggaran itu dilakukan secara terang benderang padahal," ungkapnya.
Salah satunya, soal netralitas Presiden Joko Widodo ataupun jajaran yang sudah memantik keresahan publik. Sejak pernyataan Jokowi muncul pekan lalu, pengerahan pemengaruh atau politisasi bantuan sosial dilakukan. Bahkan, beberapa menteri aktif juga terlibat. Hal ini dinilai menunjukan sebuah kemunduran demokrasi yang dipertontonkan di publik.
"Dari rangkaian peristiwa tadi, dalam minggu ini kita dengar tidak hanya koalisi masyarakat sipil yang bersikap, namun akademisi sudah mulai tampil menyatakan sikap. Tentu patut diduga akan banyak juga elemen masyarakat yang akan berani menyuarakan keresahan publik ini," ungkapnya.
Sebelumnya,
Bawaslu mengaku kesulitan untuk menelusuri beberapa dugaan kecurangan termasuk soal netralitas Jokowi selama tahapan Pemilu 2024. Peraturan perundang-undangan pun yang tersedia saat ini dinilai masih menyimpan celah bagi seorang presiden dalam menunjukkan keberpihakan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))