Pengerahan Pasukan Brimob ke Jakarta Dinilai Wajar
Simulasi penanganan gangguan keamanan saat pemilu. (Foto: MI/Susanto)
Jakarta: Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai hal wajar pengerahan pasukan pasukan Brimob dari daerah ke Jakarta. Proses pengamanan rekapitulasi suara membutuhkan pengamanan ekstra.
"Saya kira kepolisian punya hak untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kekacauan ya. Karena apa, karena kita tahu bahwa semua mata sekarang ini tertuju pada rekapitulasi suara di kecamatan di kabupaten dan mungkin di tingkat provinsi," kata Ace di Jakarta, Rabu 24 April 2019.
Menurut Ace, masa proses rekapitulasi suara adalah yang paling krusial. Pengamanan khususnya kepada petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang hingga kini masih merekapitulasi suara.
"Pemilu saat ini memang kita tahu banyak sekali menimbulkan korban, dan tentu tekanan psikologis para penyelenggara pemilu ini harus betul-betul diantisipasi," jelas Ace.
Baca juga: Kubu Prabowo Minta Masyarakat Terus Kawal Formulir C1
Ace meminta kubu sebelah tak menanggapi berlebihan pengerahan pasukan Brimob ini. Hal ini semata untuk proses pengamanan pascapemilu 2019.
"Jadi sebaiknya semua pihak menahan diri jangan dulu, pengawalan terhadap form C1 ya itu hak setiap masyarakat karena itu juga dilindungi undang-undang," pungkasnya.
Ribuan personel Brimob dari daerah diterbangkan ke DKI Jakarta untuk pengamanan pascapemilu. Polda Jambi disebut mengirimkan 200 personel Brimob untuk membantu pengamanan di Ibu Kota.
Tak cuma Jambi, pengiriman pasukan juga dilakukan Polda Maluku. Jumlah pasukan yang dikirimkan juga sama, sebanyak 200 personel.
Personel Brimob ini akan bertugas membantu pengamanan Ibu Kota hingga penetapan hasil pemilu serentak. Komisi Pemilihan Umum baru akan mengumumkan hasil resmi pemilu serentak pada 22 Mei 2019.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((MEL))
"Saya kira kepolisian punya hak untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kekacauan ya. Karena apa, karena kita tahu bahwa semua mata sekarang ini tertuju pada rekapitulasi suara di kecamatan di kabupaten dan mungkin di tingkat provinsi," kata Ace di Jakarta, Rabu 24 April 2019.
Menurut Ace, masa proses rekapitulasi suara adalah yang paling krusial. Pengamanan khususnya kepada petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang hingga kini masih merekapitulasi suara.
"Pemilu saat ini memang kita tahu banyak sekali menimbulkan korban, dan tentu tekanan psikologis para penyelenggara pemilu ini harus betul-betul diantisipasi," jelas Ace.
Baca juga: Kubu Prabowo Minta Masyarakat Terus Kawal Formulir C1
Ace meminta kubu sebelah tak menanggapi berlebihan pengerahan pasukan Brimob ini. Hal ini semata untuk proses pengamanan pascapemilu 2019.
"Jadi sebaiknya semua pihak menahan diri jangan dulu, pengawalan terhadap form C1 ya itu hak setiap masyarakat karena itu juga dilindungi undang-undang," pungkasnya.
Ribuan personel Brimob dari daerah diterbangkan ke DKI Jakarta untuk pengamanan pascapemilu. Polda Jambi disebut mengirimkan 200 personel Brimob untuk membantu pengamanan di Ibu Kota.
Tak cuma Jambi, pengiriman pasukan juga dilakukan Polda Maluku. Jumlah pasukan yang dikirimkan juga sama, sebanyak 200 personel.
Personel Brimob ini akan bertugas membantu pengamanan Ibu Kota hingga penetapan hasil pemilu serentak. Komisi Pemilihan Umum baru akan mengumumkan hasil resmi pemilu serentak pada 22 Mei 2019.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((MEL))
BERITA TERKAIT
