Ternate: Sejumlah dosen dan akademisi Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara menggelar deklarasi Petisi Kieraha. Akademisi Unkhair menilai saat ini
rating demokrasi anjlok di bawah angka 5, untuk itu perlu adanya aksi untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia.
Pembacaan Deklarasi Petisi Kieraha ini digelar di halaman kampus
Unkhair Ternate pada Jumat siang, 2 Februari 2024. Ada 7 Poin dalam pestisi itu, di antaranya, meminta kepada Kepala Negara dengan dalil etika dan marwah demokrasi agar tidak ikut terlibat dalam kampanye untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Menuntut kepada aparat hukum agar memberikan jaminan kepada masyarakat indonesia untuk menggunakan hak pilihnya tanpa intimidasi, selain itu juga petisi tersebut menyebutkan agar seluruh penyelenggara pemilu komitmet bersikap netral.
Menurut Mochtar Adam salah satu akademisi Unkhair, petisi ini dideklarasikan untuk menyelematkan demokrasi Indonesia, lantaran saat ini ada fenomena langkah pesta demokrasi yang tak berimbang menyusul adanya ketidaknetralan Presiden Jokowi.
"Demokrasi kita anjlok di bawah angka 5 karena seluruh alat negara kalau statetment Presiden bahwa bisa mengikuti kampanye, Presiden rasa-rasanya tidak bisa, di dalam UU, konstitusi baca konstruksi UU, kita butuhkan Presiden yang bisa berdiri di semua anak bangsa," tegas Mochtar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))