Yogyakarta: Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid, mengajak para akademisi di berbagai
perguruan tinggi menyampaikan sikap atas situasi politik di tanah air. Hal itu tak luput dari ketidaknetralan
Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2024.
Akademisi di perguruan tinggi dinilai memiliki kewajiban moral dalam penyikapan kondisi sosial, tak terkecuali politik. Ia menilai hal itu sekaligus tanggung jawab akademisi pada kehidupan.
"Ini adalah tanggung jawab anak bangsa dan kampus selama ini diharapkan menjadi pengawal dari nurani bangsa Indonesia," kata Fathul di Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Fathul telah mengomandoi sivitas akademik UII menyampaikan pernyataan sikap atas situasi aparatur negara, khususnya Presiden Jokowi, yang secara terbuka memihak pada peserta Pilpres 2024. Poin penting dalam pernyataan sikap itu yakni Indonesia Darurat Kenegarawanan.
Selain Fathul, para guru besar di kampus tersebut serta pegiat demokrasi turut dalam penyampaian pernyataan sikap itu. Beberapa sosok guru besar itu di antaranya Rusli Muhammad; Ni'matul Huda; Jaka Nugraha; Budi Agus Riswandi; Agus Widarjono; Allwar; Nandang Sutrisno, Zaenal Arifin; dan Ridwan.
"Presiden harus bersikap netral, adil, dan menjadi pemimpin bagi semua kelompok dan golongan, bukan untuk sebagian kelompok," jelas Fathul.
Sebelum UII, para guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta juga mengingatkan Presiden Jokowi sudah menabrak moral dan etika sebagai pemimpin negara. Mereka meminta Jokowi tak menggunakan kekuasaannya untuk berpolitik praktis dan netral dalam Pilpres 2024.
Dari sejumlah informasi yang beredar, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akan menyusul menyampaikan sikap atas situasi saat ini, pada 5 Februari 2024. Selain itu, beberapa kampus juga akan menyertai, termasuk Universitas Andalas, Sumatra Barat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DEN))