Pakar Psikologi Forensik Khawatirkan Prabowo Hobi Joget, Kenapa?
Capres nomor urut 02 Prabowo Subiant berjoget menanggapi pertanyaan/Metro TV
Jakarta: Pengamat psikologi forensik Reza Indragiri memperhatikan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang gemar berjoget saat debat. Reza membandingkan dengan calon presiden di negara lain yang punya gerak gerik serupa, seperti Donald Trump dan Boris Yeltsin.
Menurut Reza, ada perbandingan mendasar antara Donald, Boris, dan Prabowo. Reza menyebut Donald dan Boris hanya sesekali berjoget, namun Prabowo seperti menjadikan joget sebagai jeda.
"Joget berulang tanpa memperhatikan konteks acara, ditambah pernyataan-pernyataan Prabowo yang serba mengambang dan terputus, itulah yang membuat saya waswas akan satu hal. Yaitu, executive functioning Prabowo. Executive functioning bersangkut paut dengan kesanggupan manusia mengelola informasi lalu membuat keputusan yang solid," ujar Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 13 Desember 2023.
Menurut dia, joget Prabowo terkesan sebagai bentuk kompensasi, sekaligus pengalihan perhatian audiens. Kompensasi, kata Reza, atas menurun jauhnya kemampuan Prabowo berpikir strategis dan tuntas di level tertinggi pejabat negara.
Reza menyebut joget gemoy Prabowo tampak sangat bermasalah. Prabowo joget terlalu sering dan Tanpa musik pula.
"Dan seperti tak kenal situasi. Saat ditanya hal serius, tanpa jawaban tuntas, Prabowo justru "menggenapi" jawabannya dengan berjoget," kata Reza.
Di sisi lain, dia melihat strategi branding lewat joget juga berpotensi menjadi senjata makan tuan. Ketika orang-orang di sekitar Prabowo terus mengarahkan Prabowo untuk berjoget, itu berarti mereka bukan melatih Prabowo untuk memulihkan executive functioning-nya.
"Melainkan justru mempertumpul kapasitas kognitif Prabowo," kata Reza.
Sebagai pendukung Prabowo pada dua kali Pilpres, Reza mengaku terpukau kegesitan Prabowo di tahun 2014 dan 2019. Namun, saat ini penilaian berbeda.
"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," kata Reza.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ADN))
Menurut Reza, ada perbandingan mendasar antara Donald, Boris, dan Prabowo. Reza menyebut Donald dan Boris hanya sesekali berjoget, namun Prabowo seperti menjadikan joget sebagai jeda.
"Joget berulang tanpa memperhatikan konteks acara, ditambah pernyataan-pernyataan Prabowo yang serba mengambang dan terputus, itulah yang membuat saya waswas akan satu hal. Yaitu, executive functioning Prabowo. Executive functioning bersangkut paut dengan kesanggupan manusia mengelola informasi lalu membuat keputusan yang solid," ujar Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 13 Desember 2023.
| Baca: Prabowo Malah Joget saat Tanggapi Jawaban Anies soal Demokrasi |
Reza menyebut joget gemoy Prabowo tampak sangat bermasalah. Prabowo joget terlalu sering dan Tanpa musik pula.
"Dan seperti tak kenal situasi. Saat ditanya hal serius, tanpa jawaban tuntas, Prabowo justru "menggenapi" jawabannya dengan berjoget," kata Reza.
Di sisi lain, dia melihat strategi branding lewat joget juga berpotensi menjadi senjata makan tuan. Ketika orang-orang di sekitar Prabowo terus mengarahkan Prabowo untuk berjoget, itu berarti mereka bukan melatih Prabowo untuk memulihkan executive functioning-nya.
"Melainkan justru mempertumpul kapasitas kognitif Prabowo," kata Reza.
Sebagai pendukung Prabowo pada dua kali Pilpres, Reza mengaku terpukau kegesitan Prabowo di tahun 2014 dan 2019. Namun, saat ini penilaian berbeda.
"Sudah hampir dua jam debat berlangsung. Executive functioning Prabowo tertakar, dan saya berempati pada beliau," kata Reza.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ADN))
BERITA TERKAIT
