Jakarta: Jaringan Nasional (Jarnas) 98, menyentil pernyataan politikus
PDIP, Deddy Sitorus, memersepsikan pesan persatuan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan hal garing, normatif, dan tidak substansial. Penafsiran itu dinilai mencerminkan pengetahuan Deddy soal persatuan tidak benar.
Ketua Umum Jarnas 98, Sangap Surbakti, mengatakan Deddy seharusnya mencari tahu konteks pernyataan Presiden
Jokowi untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan untuk mengajak bersatu dan rukun kembali saat HUT Partai Golkar beberapa hari lalu.
"Pernyataan Pak Jokowi itu memang normatif tapi sangat substansial. Normatif karena memang disampaikan sebagai Presiden di depan kader Partai Golkar. Meski bukan lembaga pemerintahan, suka tidak suka, dari partailah lahir pemimpin tertinggi (Presiden) di Republik ini," ujar Sangap di Jalan Cawang Baru Utara, Jakarta Timur, Rabu, 8 November 2023.
Dia menekankan pernyataan Jokowi sangat substansial mengingat akan ada kontestasi pemilihan presiden (
pilpres) pada 2024. Diharapkan pihak yang kalah dalam Pilpres 2024 bisa legawa.
"Pernyataan itu juga sangat substansial dong. Mengingat 2024 itu ada kompetisi Pilpres, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Jangan sampai sakit hati berlarut-larut alhasil membangun negeri kita ini tersendat. Itu yang harus dipahami si Deddy, jangan asbunlah. Kasihan dirinya dan partainya," ujar aktivis pergerakan mahasiswa 98 yang terafiliasi di Forum Kota (Forkot) ini.
Sangap menilai ajakan untuk bersatu dan rukun kembali yang disampaikan Presiden Jokowi setelah terjadinya diskusi panjang antara Presiden dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo ini kagum dengan Soekarno, dimana Presiden pertama kita itu sering menyampaikan satunya kata dengan perbuatan. Pak Prabowo ketika kalah Pilpres 2019 tetapi berbesar hati ikut kabinet Pak Jokowi hanya untuk kemajuan Republik ini," ujar Sangap.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan para kandidat yang bertarung di Pilpres 2024 tetap menjaga persatuan. Seluruh pihak yang bertarung merupakan anggota keluarga Indonesia.
"Setelah berkompetisi bersatu kembali. Rukun kembali. Ini pertarungan anggota keluarga sendiri, antarsesama anak bangsa," ujar Presiden dalam HUT ke-59 Golkar, di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin, 6 November 2024.
Sementara itu, politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus merespons pernyataan Presiden Jokowi soal persatuan. Dia mengatakan pernyataan Jokowi kurang substansial dan tampak normatif.
"Itu pernyataan yang sangat normatif, kan memang yang bertarung semua WNI dan tidak ada WNA. Jadi Presiden bicara tentang hal yang kurang substansial," kata Deddy.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))