Jakarta: Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menilai puisi Neno Warisman saat Munajat 212 tidak berhubungan dengan Pemilihan Presiden 2019. Andre menyebut puisi itu untuk semua muslim.
“Bukan kontestasi Pilpres 2019, karena acara malam itu Munajat 212 bukan kampanye Pilpres 2019,” kata Andre kepada
Medcom.id, Senin, 25 Februari 2019.
Andre meminta puisi yang dibacakan Neno Warisman tidak digoreng. Dia menilai, kasus ini mencuat gara-gara digoreng.
“Jadi tidak perlu digoreng seperti muka Boyolali, puisi Bang Fadli, ojek
online, ini kan ramai karena ada tukang goreng dari pihak sebelah yang memang hobi menggoreng,” tutur Andre.
Puisi Neno Warisman yang dibacakan saat acara Malam Munajat 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Kamis, 21 Februari 2019 menuai kontroversi. Masyarakat Indonesia menilai, puisi Neno telah mendahului ketentuan Tuhan karena menghakimi keagamaan seseorang.
(Baca juga:
Puisi Neno Warisman Dinilai Berbahaya)
Dalam salah satu bait puisi, Neno menyebutkan 'Jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu'. Kata itu menyiratkan seolah-olah pihak pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak ada yang beragama.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, menyebut Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman, terjebak fanatisme Politik. Hal ini bermula ketika Neno berdoa agar Prabowo-Sandi dimenangkan dalam Pilpres 2019.
"Bagi saya Neno sedang terjerat dalam fanatisme politik," kata Karding, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.
Menurut dia, salah bila publik menganggap Neno terlalu fanatik terhadap agama. Pasalnya, orang yang fanatik agama pastinya mengerti betul tentang nilai-nilai esensial yang diajarkan agama, seperti menghargai, menghormati, dan menjaga perasaan sesama manusia.
Di sisi lain, doa yang digunakan Neno mirip dengan doa Nabi Muhammad saat Perang Badar. Namun, Perang Badar dan pilpres jauh berbeda. Perang Badar adalah pertikaian antara umat Islam dengan kafir Quraisy.
(Baca juga:
Neno Warisman Dianggap Terjebak Fanatisme Politik)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))