Jakarta: Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkap sejumlah dampak percepatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 terhadap
pemilihan legislatif (pileg). Salah satunya, mengubah konstelasi Pileg 2024.
Arya menilai percepatan pilkada akan mengubah peta pileg di internal partai. Menurut dia, partai akan mendorong kepala daerah mereka untuk maju pileg terlebih dahulu.
"Kenapa begitu, tujuannya adalah tentu untuk meningkatkan perolehan suara partai," ucap Arya dalam diskusi bertajuk 'Update Politik Nasional: Pemilu 2024, Peta Kompetisi Partai, dan Situasi Keamanan di Papua' di CSIS Auditorium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 25 September 2023.
Kemudian, percepatan
Pilkada 2024 akan membuat anggota dewan yang terpilih di Pileg 2024 tidak harus mundur bila ingin maju pilkada. Simulasinya, pelantikan legislator hasil pileg baru digelar Oktober 2024. Sementara itu, pilkada yang semula dijadwalkan November 2024, dimajukan menjadi September 2024.
"Misalnya saya terpilih, saya dilantik 6 bulan setelahnya. Nah sementara pilkadanya September jadi saya masih bisa mencalonkan pilkada di September tanpa harus mundur dulu," jelas Arya.
Pada aturan sebelumnya, kata Arya, anggota legislatif harus mundur bila ingin ikut pilkada. Sementara, bila pilkada dilaksanakan pada September dan pelantikan anggota legislatif terpilih dilaksanakan pada Oktober, maka tak perlu mundur.
"Kalau dia terpilih
pilkada, dia akan memilih, apakah dia menjadi gubernur atau dia pilih jadi legislatif," ucap Arya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))