Jakarta: Wacana menduetkan
Anies Baswedan dan
Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dianggap sebagai skenario blunder.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menjelaskan ada beberapa hal yang membuat duet tersebut sangat sulit untuk diwujudkan.
Jamiluddin menuturkan meskipun Anies dan Ganjar selalu masuk tiga besar dalam setiap survei, tetapi belum tentu elektabilitas mereka akan tetap tinggi bila dipasangkan. Ia menyoroti Ganjar dan Anies yang memiliki pendukung berbeda dan berlawanan.
"Pendukung Ganjar dan Anies itu seperti minyak dan air. Karena itu, kedua pendukung itu sangat sulit disatukan. Jadi, pendukung Ganjar dan Anies sangat potensial untuk saling meniadakan. Karena itu, kalau Ganjar dan Anies diduetkan, sangat berpeluang para pendukungnya justru tidak akan memilihnya," ujar Jamiluddin.
Berpotensi ditinggal pendukung
Ia menambahkan, kemungkinan yang sangat bisa terjadi adalah pendukung Ganjar akan sulit memilih karena anti Anies. Begitupun sebaliknya, pendukung Anies juga berpeluang besar tidak memilih karena anti Ganjar.
"Karena itu, kalau Ganjar dan Anies diduetkan justru berpeluang elektabilitasnya menjadi turun," terang Jamiluddin.
Secara tidak langsung, situasi ini tentunya memberikan keuntungan kepada sosok lain yang menjadi pelarian dari kedua pendukung. Kemungkinan lainnya pendukung Anies dan Ganjar justru memilih golput.
"Pendukung Ganjar dan Anies bisa jadi justru lari memilih Prabowo Subianto atau golput," sambungnya.
Wacana duet keduanya muncul usai pernyataan dari Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang membayangkan Anies dan Ganjar bisa bersatu. Hal ini merespons survei Litbang Kompas pada simulasi dua capres atau head to head.
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita kedepan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," kata Said.
Pada hasil survei tersebut elektabilitas Ganjar per Agustus 2023 mencapai 60,1 persen dan Anies 39,9 persen. Sementara itu dalam
head to head dengan Prabowo, elektabilitas Ganjar kalah tipis.
Ganjar mendapat 47,1 persen dan Prabowo 52,9 persen. Prabowo tercatat juga unggul dalam
head to head dengan Anies, yakni masing-masing 65,2 persen dan 34,8 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))