Jakarta: Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin mengimbau relawan dan pendukungnya tidak merayakan kemenangan. Meski hasil hitung cepat dari lembaga survei menunjukkan hasil yang positif untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal tersebut disampaikan anggota tim khusus calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin, Ikhsan Abdullah, dalam acara tasyakuran atas pemilu damai yang digelar Gerakan Arus Bawah Indonesia (ARBI).
"Pesan Abah (Ma'ruf) kita bersyukur atas pemilu damai, tapi jangan sampai merayakan. Ketika KPU mengumumkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang menjadi presiden dan wakil presiden, baru kita tasyakuran," ujar Ma'ruf di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat, 26 April 2019.
Ia menambahkan hasil resmi KPU merupakan kesepakatan bersama yang harus dihormati, meski hasil yang dikeluarkan merugikan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pasalnya, KPU disebut sebagai lembaga penyelanggara pemilu yang bersifat nasional dan mandiri. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 22 E ayat (5).
Baca: Relawan Jokowi Diminta Kawal Penghitungan Suara
Pernyataan tersebut ia lontarkan atas keresahannya melihat beberapa pihak yang ingin mendelegitimasi hasil KPU. Terlebih hasil Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU saat ini dengan suara terkumpul 36 persen menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul 56,06 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 43,94 persen.
"Penyelenggara pemilu adalah KPU, kita sepakat, kenapa ketika suara mereka naik mereka tidak teriak, dan ketika turun (suaranya) mereka teriak-teriak," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan sikap politik yang dilakukan oleh kubu paslon Prabowo Subianto-Sandiga Uno yang terlalu dini mengumumkan kemenangan. Pengumuman itu ia sebut juga sebagai bentuk makar atas ketidak percayaan hasil dari KPU.
"Saya mohon kepada relawan setia tidak ikut memviralkan berita-berita itu, akan merusak ukhuwah kebangsaan, ukhuwah kekeluargaan kita, mari setalah ini kita dukung KPU," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))