Jakarta: Proses rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur (
Pilgub) Jakarta 2024 masih berlangsung. Namun, sejumlah pihak meyakini kontestasi pemimpin Ibu Kota itu bakal berlangsung dua putaran.
“Menurut saya, Pilkada Jakarta sudah bisa dipastikan akan berlangsung dalam 2 putaran," kata Mantan Komandan Relawan TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Haris Rusly Moti, melalui keterangan tertulis, Kamis, 5 Desember 2024.
Haris menyampaikan keyakininan tersebut berdasarkan pantauan
real count. Perolehan suara pasangan calon (paslon) nomor 03
Pramono Anung-Rano Karno dinilai tak lebih dari 50 persen.
"Informasi terkini yang saya terima, perolehan suara pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, dari basis data real count, tidak melampaui angka di atas 50 persen,” ungkap dia.
Haris pun menyerukan kepada seluruh pendukung, pemilih, dan relawan Prabowo-Gibran untuk mulai mempersiapkan diri bergerak memenangkan Ridwan Kamil-Suswono (
RIDO). Diyakini, paslon nomor urut 01 itu memenangkan putaran kedua jika semua relawan bergerak.
“Saya yakin, jika seluruh pendukung, pemilih, dan relawan Prabowo-Gibran bersatu dan bergerak menyentuh hati rakyat di gang-gang dan kampung di seluruh pelosok Jakarta, insya Allah Bang Emil-Babe Suswono akan menang di Pilkada DKI,” sebut dia.
Selain itu, Haris juga mengaku memantau upaya pihak-pihak yang tidak puas jika Pilkada Jakarta berlangsung dalam 2 putaran. Salah satunya, menggunakan isu pelibatan aparatur negara dalam pemenangan calon yang didukung koalisi partai pendukung pemerintahan.
“Mereka akan mem-
framing isu pelibatan aparat negara ini untuk tujuan membenturkan masyarakat pemilih di Jakarta serta menyudutkan dan mendiskreditkan pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar dia.
Menurut dia, isu pelibatan aparatur negara untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung partai penguasa adalah isu daur ulang. Sebab, isu tersebut sering kali digunakan saat pesta demokrasi berlangsung.
“Sebetulnya isu seperti ini hanya pengulangan tiap lima tahunan saja,” imbuhnya.
Namun, dia tak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, hal itu dinilai sudah menjadi takdir koalisi partai pendukung pemerintahan yang selalu jadi sasaran tuduhan berbuat curang setiap berlangsung pesta demokrasi.
“Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan adalah di antara partai yang pernah berkuasa dan menjadi sasaran isu kecurangan dan framing pelibatan aparatur negara ketika berlangsung pesta demokrasi,” tuturnya.
Haris Rusly berharap, semua pihak tidak memanaskan situasi jika pada akhirnya diputuskan Pilkada Jakarta berlangsung dalam 2 putaran. Dia meminta semua pihak untuk lapang dada menerima jika Pilkada Jakarta berlangsung dalam dua putaran.
“Saya menyerukan kepada semua pihak agar tetap menjaga kehidupan sosial politik yang rukun dan damai dalam ekosistem persaingan di alam demokrasi,” ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))